Bukan hanya Indonesia yang memiliki panahan tradisional. Bhutan juga memiliki panahan tradisional.
Laporan langsung wartawan BolaSport.com dan Tabloid BOLA, Aprelia Wulansari, dari Thimphu, Bhutan.
Panahan tradisional yang dimainkan di Bhutan bertujuan untuk menjaga kelestarian panahan tradisional tersebut dan mengakrabkan diri satu sama lain.
"Panahan adalah olahraga tradisional kami. Panahan ini berbeda dengan yang dipertandingkan di Olimpiade," ucap Nim Dorji, Bagian Keuangan Komite Olimpiade Bhutan kepada BolaSport.com, Kamis (5/4/2018).
"Jika Olimpiade dilombakan menggunakan jarak 70 meter, kami menggunakan 140 meter," ucap Dorji.
(Baca Juga: 2 Opsi Ini Diharapkan Bisa Atasi Bau Tak Sedap di Sungai Dekat Wisma Atlet Kemayoran)
Dalam pertandingan, setiap tim memiliki total 13 pemain di mana hanya 11 orang yang bermain.
Sementara dua orang lainnya merupakan cadangan dan para pepanah tersebut bisa digantikan per babak.
Setiap pepanah memiliki kesempatan untuk melesatkan dua anak panah.
Adapun tim yang menang adalah yang pertama kali meraih 25 poin.
(Baca Juga: Juara Interim UFC Ini Kehilangan Gelarnya karena... Kesandung)
"Pertandingan ini sangat menyenangkan karena lawan bisa diganggu konsentrasinya," kata Dorji.
"Pemain lawan berdiri di dekat target dan berusaha mengganggu konsentrasi pepanah yang akan melesatkan anak panah," ujar dia.
Para pemain lawan yang berdiri di dekat target pun tak pernah gentar atau takut terkena anak panah.
Pasalnya, jarak yang cukup jauh membuat arah jatuh anak panah bisa diprediksi atau dihindari.
Selain itu, jarak yang jauh membuat anak panah berkurang kecepatannya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar