Stapac Jakarta terpaksa mengubur asa mereka untuk tampil pada seri final Indonesian Basketball League (IBL) Pertalite 2017-2018 setelah dikalahkan Pelita Jaya Jakarta pada seri semifinal Divisi Putih.
Kemenangan tipis 77-76 atas Stapac pada gim ketiga seri semifinal Divisi Putih di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/4/2018), memastikan Pelita Jaya memenangi seri dengan skor 2-1.
Hal ini menjadi hasil yang ironis bagi Stapac Jakarta, apalagi Andakara Prastawa Dhyaksa dkk lebih dulu unggul 1-0.
Pada gim ketiga yang menjadi penentuan pun, Stapac lebih dulu memegang kendali permainan.
Namun, momentum Pelita Jaya yang terjadi pada kuarter keempat disebut asisten pelatih Stapac, AF Rinaldo, sebagai faktor pembeda.
Baca juga: IBL 2017-2018 - Melalui Overtime, Pelita Jaya Pastikan Tiket Final Jadi Milik Mereka
"Gim berjalan ketat, tetapi kami selalu leading. Pada kuarter keempat, Pelita Jaya dapat momentum," tutur pria berkepala plontos yang akrab disapa Inal itu.
"Saat overtime, mereka dapat lima poin, tetapi kami bisa kejar dan bahkan sempat unggul. Sebenarnya permainan kami sudah on track, tetapi ada momentum yang tidak bisa dimanfaatkan menjadi poin," kata Inal lagi.
Kegagalan Stapac menembus seri final memperpanjang catatan minus mereka selama berkompetisi pada ajang IBL Pertalite.
Musim lalu, klub yang semula bernama Aspac Jakarta ini juga tidak bisa mencapai seri final.
Sementara itu, Pelita Jaya yang berstatus juara bertahan akan menjumpai Satria Muda Pertamina Jakarta pada seri pamungkas.
Satria Muda yang berada di Divisi Merah melaju ke seri final seusai menundukkan Hangtuah BSB Sumsel juga dengan skor 2-1.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | iblindonesia.com |
Komentar