Pasca-melangsungkan pernikahan pada 14 April lalu, pemain ganda putra nasional Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, memang tidak langsung kembali ke lapangan pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Cipayung, Jakarta Timur, untuk berlatih.
Pelatih kepala ganda putra nasional, Herry Iman Pierngadi, mengatakan saat ini Marcus Fernaldi Gideon tengah menikmati masa bulan madu bersama sang istri, Agnes Amelinda Mulyadi, di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Marcus baru akan kembali berlatih di pelatnas Cipayung setelah menyelesaikan masa bulan madunya bersama sang istri.
Baca juga: 2 Perang Saudara Indonesia pada Babak Pertama Malaysia IC 2018 Dimenangi Para Senior
"Minggu depan, Sinyo (panggilan Marcus) sudah balik latihan, kok. Saya kasih waktu satu minggu (untuk liburan), dia mau honeymoon dulu ke Labuan Bajo," tutur Herry yang dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Kalau Kevin (Sanjaya Sukamuljo) tetap latihan terus seperti biasa," kata Herry lagi.
Pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo absen dari Kejuaraan Asia 2018 yang berlangsung di Wuhan, China, 24-29 April mendatang karena persiapan mereka tidak maksimal.
Marcus terpaksa meninggalkan pelatnas karena harus mengurus pernikahan dan menjalani masa bulan madu.
Berdasarkan hal itu, sebagai pelatih, Herry pun memutuskan untuk tidak ngotot memberangkatkan Marcus/Kevin ke Negeri Tirai Bambu.
Sebagai penggantinya, Herry akan meletakkan beban target kepada para pasangan ganda putra nasional lain yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, dan Berry Angriawan/Hardianto.
Sementara itu, dari nomor-nomor lain, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) akan mengirim pemain-pemain terbaik.
Mereka antara lain Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie (tunggal putri), pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), serta duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).
| Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
| Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar