BOLASPORT.com – Minimnya pebalap putri pada seri pertama 76 Indonesia Downhill (IDH) 2018 menjadi perhatian pimpinan juri lomba dari Union Cycliste Internationale (UCI), Beatrice Alfred Lajawa.
Pada seri pertama 76 Indonesian Downhill di Bukit Hijau, Imogiri, Yogyakarta, peserta putri hanya sekitar empat sampai lima pebalap untuk kategori Woman Elite.
Padahal, dari seri tersebut diharapkan minimal ada 10 peserta putri.
"Situasi ini tentu menjadi catatan pada pelaksanaan event 76 Indonesian Downhill. Rencananya ada lima seri, tetapi di seri pertama ini hanya ada empat atau lima pebalap putri. Saya tidak tahu bagaimana dengan seri berikutnya," ujar Beatrice.
"Kalau untuk peserta Man Elite memang banyak. Hal ini tentu menjadi catatan yang perlu diperhatikan. Tetapi, secara keseluruhan event ini sudah sesuai dengan standar UCI, apakah itu dari sisi trek, keselamatan, dan kesiapan," ucapnya lagi.
Direktur IDH, Parama Nugroho, mengatakan bahwa pebalap putri downhill memang masih minim, terutama untuk Woman Elite atau prestasi.
(Baca juga: Seri I 76 Indonesia Downhill 2018 - Mau Tampil di Kejuaraan Dunia? Atlet Indonesia Perlu Benahi Kebiasaan Buruk Ini)
Dari total 233 peserta Indonesia maupun Singapura jumlah peserta sangat sedikit.
"Ini menjadi tantangan kami melahirkan pebalap downhill. Di tahun-tahun sebelumnya, peserta putri memang cukup banyak. Tapi, mereka tidak mengikuti Woman Elite karena faktor usia," tutur Parama.
"Minimnya peserta wanita menjadi catatan kami. Sejak awal, kami sudah menyadari minimnya peserta wanita di downhill. Bukan hanya di kejuaraan ini atau Indonesia, juga di Asia umumnya."
"Sebagai contoh dua atlet wanita yang mewakili Indonesia di Asian Games memulai kariernya di kelas Women Open di Indonesian Downhill," ucap Parama Nugroho lagi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar