Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) Datuk Seri Norza Zakaria mengatakan bahwa pemain bulu tangkis seharusnya tidak dibeda-bedakan berdasarkan senioritas.
Sebaliknya, Norza berharap para pelatih di pelatnas Malaysia mulai mempraktikan sikap adil memilih pemain.
Jika hal itu mulai dilakukan, Norza percaya itu akan menjadi pertanda yang baik untuk bulu tangkis Malaysia di masa yang akan datang.
Pernyataan Norza tersebut muncul menyusul keberhasilan skuat bulu tangkis Malaysia dalam mencapai final di semua sektor (dua wakil berhasil menjadi juara) pada turnamen Malaysia International Challenge 2018.
(Baca Juga: Usai MotoGP Americas 2018, Rekan Setim Valentino Rossi Tak Sabar Pulang Kampung)
Dari sepuluh pemain Malaysia yang melaju ke babak final, enam di antaranya adalah pemain berusia 21 tahun ke bawah.
Norza yang semenjak dilantik menjadi Presiden BAM sudah menekankan pembangunan generasi muda pun senang dengan capaian ini.
"Kami merasa bangga melihat para pemain muda ini melakukannya dengan baik. Ini memberi kami harapan," kata Norza dikutip BolaSport.com dari NST.
"Untuk waktu yang lama, saya telah menekankan bahwa pemain tidak harus dibedakan berdasarkan senioritas. Pelatih harus mendapatkan mereka semua berlatih dengan cara yang sama dan menilai mereka berdasarkan penampilan," tutur Norza.
Ke depan, Norza pun akan melakukan perubahan pada pelatnas Malaysia.
(Baca Juga: Bukan Valentino Rossi, Inilah Pebalap Paling Heroik pada MotoGP Americas 2018)
"Itu sebabnya, Juni atau Juli kami akan menempatkan semua pemain Malaysia termasuk pada juniornya untuk bergabung dari Sekolah Olahraga Bukit Jalil pindah ke Akademi (pelatnas). Mereka akan berlatih dan berkembang di bawah satu atap dengan para seniornya," tutur Norza.
Pada turnamen Malaysia International Challenge 2018, dua wakil tuan rumah yang mempersembahkan gelar juara adalah Soong Fie Cho/Tee Jing Yi (ganda putri) dan Chen Tang Jie/Peck Yen Wei (ganda campuran).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar