Kendati kerap bersinggungan dengan cedera, trio Rafael Nadal (Spanyol), Roger Federer (Swiss), dan Novak Djokovic (Serbia), adalah penguasa jajaran petenis elite tunggal putra saat ini.
Bahkan sejak 2004, ketiga pemain tersebut bergantian menempati posisi nomor satu dunia.
Satu-satunya petenis yang berhasil menembus hegemoni trio Rafael Nadal-Roger Federer-Novak Djokovic ialah Andy Murray (Britania Raya).
Terhitung mulai dari 7 November 2016 sampai 20 Agustus 2017, Andy Murray memuncaki daftar peringkat dunia ATP World Tour.
(Baca Juga: Australian Open 2018 - Benda Ini Jadi Senjata Ajaib Chung Hyeon Kalahkan Beberapa Pemain Top Dunia)
Selain merajai puncak peringkat dunia, trio Rafael Nadal-Roger Federer-Novak Djokovic juga silih berganti meraih gelar juara turnamen Grand Slam.
Tercatat, sudah 48 titel Grand Slam yang menjadi milik ketiga pemain tersebut dalam 12 tahun terakhir.
Namun begitu, sebagai petenis nomor satu dunia saat ini, Nadal menilai dominasinya bersama Federer dan Djokovic tidaklah abadi.
"Kami harus realistis. Kami berada pada generasi di mana Federer telah memenangi 20 Grand Slam. Saya memiliki 16 (titel Grand Slam) dan Djokovic punya 12," ujar Nadal yang dikutip BolaSport.com dari Express.
"Untuk menggabungkan semua gelar ini pada satu generasi tentu sangat rumit dan sulit, tetapi ada bakat luar biasa di luar sana," kata Nadal lagi.
Rafael Nadal mengakui saat ini dia terus melihat banyak bakat-bakat baru dari nomor tunggal putra.
Salah satu yang diperhatikan Nadal ialah Chung Hyeon (Korea Selatan) yang sukses menaklukkan Novak Djokovic pada babak 16 besar turnamen Australia Open 2018.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar