Bagi mantan pemain bulu tangkis Malaysia, James Selvaraj, larangan panjang yang diberikan BWF untuk Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang tidak seburuk mereka mempermalukan negaranya.
James mengatakan bahwa larangan selama 20 tahun untuk Zulfadli dan 15 tahun untuk Tan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tindakan mereka dalam pengaturan pertandingan (match fixing) yang telah mengecewakan bangsanya.
"Ini adalah pertama kalinya pemain bulu tangkis dilarang karena match fixing. Mereka menghadapi larangan hampir seumur hidup, tetapi bagi saya karier mereka sudah berakhir," kata James dilansir BolaSport.com dari NST.
(Baca Juga: New Zealand Open 2018 - Baru Dipasangkan, Pasangan Ganda Putri Malaysia Ini Sudah Bikin Kejutan)
"Dengan larangan itu juga, mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ini menyedihkan bagi bulu tangkis Malaysia karena negara ini bakal menjadi negara yang pertama kali dikaitkan dengan budaya tercela ini selamanya," tutur James.
Senada dengan James, mantan pemain Malaysia, Roslin Hashim. juga merasa BWF sedikit lunak saat menjatuhi hukuman kepada Zulfadli dan Tan.
Lunaknya BWF bisa dibuktikan dengan dua pemain yang diizinkan untuk mengajukan banding.
"Dua puluh tahun bukanlah satu atau dua hari. Bahkan larangan satu tahun pun sudah seperti selamanya. Mungkin tampak berat, namun sekali aturan tetap aturan. Kedua pemain seharusnya menerimanya," kata Roslin.
(Baca Juga: Kena Sanksi BWF, Apa yang akan Dilakukan Sponsor Terhadap 2 Pemain Malaysia?)
"Ini berfungsi sebagai pesan yang sangat kuat bagi siapa pun. Kasus ini bukan masalah kecil,l karena citra negara dipertaruhkan. Ketika pemain dibawa ke pengadilan, mereka membawa bendera dan lencana negara," ucap Roslin.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar