Dua pebulu tangkis tunggal putra elite dunia, Lee Chong Wei (Malaysia) dan Lin Dan (China) punya peran berbeda pada Piala Thomas 2018 di Bangkok, Thailand, 20-27 Mei mendatang.
Lee mengemban tugas cukup berat dengan menjadi tunggal pertama tim Malaysia, sementara peran Lin Dan lebih mudah sebagai tunggal ketiga skuat Thomas China.
Berdasarkan daftar pemain yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF), sebagai tunggal pertama pertama, lawan-lawan Lee merupakan pemain papan atas
Mereka adalah Chen Long (China), Viktor Axelsen (Denmark), Son Wan-ho (Korea Selatan), Kento Momota (Jepang), dan Jonatan Christie (Indonesia)
Lee sudah pernah kalah dari semua pemain di atas, kecuali dengan Jonatan.
Pelatih kepala tunggal putra Malaysia, Datuk Misbun Sidek mengatakan bahwa Lee yang berusia 35 tahun memiliki tugas lebih berat.
(Baca juga: Christian Hadinata Nilai Sektor Tunggal Putra Belum Punya Mentor)
"Para pemain yang lebih muda akan mengecoh dengan kekuatan fisik daripada pengalamannya," kata Misbun seperti dilansir BolaSport.com dari The Star.
Tes pertama Lee dalam tahap grup adalah melawan juara dunia 2017, Axelsen.
Malaysia berada di Grup D dengan juara bertahan Denmark, Rusia dan Aljazair.
Menurut The Star, Malaysia dan Denmark diperkirakan akan mencapai perempat final.
Malaysia mengincar status sebagai juara grup untuk menghindari juara grup lainnya pada fase delapan besar.
Axelsen (24) yang sempat absen pada beberapa turnamen karena mengalami cedera pergelangan kaki kanan pada Januari lalu, kembali dengan performa terbaiknya setelah memenangi gelar pada Kejuaraan Eropa di Spanyol, April lalu.
Sementara itu, pemegang lima gelar juara dunia, Lin Dan dapat bernapas dengan mudah.
Lin Dan yang berusia 34 tahun berpotensi berhadapan dengan tunggal putra ketiga dari negara lainnya.
(Baca juga: 'Kekuatan Denmark Berkurang pada Piala Thomas 2018')
Pemain tersebut yakni Iskandar Zulkarnain Zainuddin atau Leong Jun Hao (Malaysia); Heo Kwang-hee atau Ha Young-woong (Korea Selatan); Hans-Kristian Vittinghus atau Jan O Jorgensen (Denmark); Kazumasa Sakai-Kanta Tsuneyama (Jepang); dan Firman Abdul Kholik atau Ihsan Maulana Mustofa (Indonesia).
"Kami harus menghindari partai terakhir karena prospek bermain Lin Dan. Dia akan menjadi yang terkuat, tetapi tidak ada yang mustahil dalam kejuaraan beregu dan itu membuat Piala Thomas edisi tahun ini cukup menarik," aku Misbun.
Sepanjang penyelenggaraan Piala Thomas, Malaysia tercatat sebagai kampiun pada 1949, 1952, 1967, 1992.
Adapun China punya sembilan titel yang didapat pada 1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, dan 2012.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar