Meski memiliki andil besar dalam lahirnya kejuaraan bulu tangkis beregu putra dan putri tertinggi di dunia, Piala Thomas dan Piala Uber, Inggris ternyata belum pernah sekalipun merengkuh trofi.
Pada Piala Thomas, prestasi terbaik Inggris ialah menempati peringkat ketiga pada edisi 1984.
Sementara itu, pada Piala Uber, pencapaian optimal skuat Negeri Ratu Elizabeth II ialah menjadi runner-up pada 1963 dan 1984.
(Baca juga: Ini Dia 2 Sosok yang Memprakarsai Lahirnya Piala Thomas-Uber)
Padahal, sejarah mencatat bahwa Piala Thomas dan Piala Uber lahir berkat gagasan dua pebulu tangkis Inggris, Sir George Alan Thomas dan Betty Uber.
Nama keduanya pun resmi diabadikan sebagai lambang supremasi tertinggi kejuaraan beregu putra dan putri di dunia masing-masing pada 1949 (Piala Thomas) dan 1957 (Piala Uber).
Namun, hingga sekarang, justru Indonesia dan China yang mendominasi Piala Thomas dan Piala Uber.
Indonesia tercatat telah menjuarai Piala Thomas sebanyak 13 kali, sedangkan China sukses membawa pulang Piala Uber sebanyak 14 kali.
Citra Inggris sebagai negara kelahiran para penggagas Piala Thomas dan Piala Uber kian tercoreng ketika Denmark sukses menjadi kampiun Piala Thomas 2016.
Melalui keberhasilan tersebut, Denmark pun mencatat sejarah besar dengan menjadi negara Eropa pertama yang berhasil menjuarai Piala Thomas.
Denmark juga menjadi negara kelima yang mengukir nama pada Piala Thomas setelah Malaysia, Indonesia, China, dan Jepang.
(Baca juga: Tim Manapun Bisa Juarai Piala Thomas 2018 Jika Punya 2 Hal Ini)
Fakta tersebut menjadi ironi tersendiri karena sampai sekarang, belum ada satu pun trofi, entah Piala Thomas atau Piala Uber, yang menjadi milik Inggris.
Tahun ini pun, Inggris dipastikan tidak akan menjuarai Piala Thomas atau Piala Uber karena Asosiasi Bulu Tangkis Inggris memutuskan untuk tidak mengirim tim.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar