Deontay Wilder mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ingin dia meraih kemenangan KO dalam pertarungan penyatuan sabuk kelas berat melawan Anthony Joshua.
Wilder telah diundang ke Gedung Putih untuk menyaksikan prosesi pengampunan mantan juara kelas berat, Jack Johnson, pada Kamis (24/5/2018).
Trump yang saat ini menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat telah membersihkan nama Johnson.
Johnson dihukum karena melanggar hukum pada tahun 1913 karena membawa seorang wanita kulit putih dengan tujuan tidak bermoral.
(Baca Juga: Rexy Mainaky: Peta Kekuatan Bulu Tangkis Thailand Semoga Berubah Setelah Piala Uber 2018)
Akibat perbuatannya, Johnson menjalani hampir satu tahun di penjara dari 1920 sampai 1921.
Selanjutnya, petinju Afrika-Amerika pertama yang memenangi kejuaraan tinju kelas berat itu meninggal dalam kecelakaan mobil di North Carolina pada tahun 1946.
Selain Wilder, momen pembersihan nama Johnson juga dihadiri oleh Lennox Lewis (mantan juara kelas berat), Sylvester Stallone (aktor), dan Mauricio Sulaiman (Presiden WBC).
"Donald adalah penggemar berat tinju. Dia bertanya kepada saya tentang pertarungan berikutnya, seperti melawan Anthony Joshua," kata Wilder dilansir BolaSport.com dari Express.
"Donald mendorong saya untuk mendapatkan sistem gugur," tambah petinju berusia 32 tahun itu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar