Indonesia merupakan salah satu destinasi para peselancar dunia. Banyak pantai di Indonesia yang diakui mereka memiliki ombak terbaik.
Hal itu diungkapkan Indroyono Soesilo, penasihat Kementerian Pariwisata untuk percepatan wisata maritim pada jumpa pers Keramas Bali Pro di Komaneka, Minggu (27/5/2018).
"Indonesia merupakan surga para peselancar dunia. Negara kita ini punya banyak potensi (wisata maritim) yang bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan mancanegara,” ucap Indroyono.
Selancar diakui Indroyono sebagai salah satu instrumen yang bisa membantu pemenuhan target wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Karena itulah, mulai tahun ini, Kemenpar bekerja sama dengan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) dan Liga Selancar Dunia (WSL) memberi dukungan penuh pada tujuh qualifying series (QS) dan satu seri kejuaraan dunia (CT) yang digelar di Indonesia.
(Baca juga: Legenda Bulu Tangkis Ini Kecewa dengan Performa Para Pemain Malaysia pada Piala Thomas 2018)
Keramas Bali Pro merupakan satu dari delapan event WSL hadir di Indonesia. Namun, berbeda dengan Keramas Bali Pro, tujuh event lainnya bertitel qualifying series (QS).
Dua event QS sudah dilakukan di Krui (Lampung) dan Mentawai (Sumatra Barat). Lalu ada di Sumbawa Barat, Nias, Cimaja, Mandalika, dan Simeulue yang akan dilangsungkan antara Juni dan September 2018.
"Wisata bahari ditargetkan untuk memberi sumbangan empat juta dari target 20 juta wisatawan mancanegara. Kami melihat selancar punya potensi besar untuk menjadi penyumbang devisa," tuturnya.
Menurut mantan Menko Kemaritiman itu, peselancar tak mungkin datang jauh-jauh dari Hawaii atau California hanya untuk bermain 2-3 hari. Dia menilai minimal para peselancar itu akan menetap paling cepat satu minggu.
"Bayangkan saja, apabila 4 juta wisatawan rata-rata keluar 1.000 dollar AS, akan ada 4 miliar dollar yang masuk dari sektor wisata bahari," kata Indroyono.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar