Pelatih Kepala Tim Nasional Bulu Tangkis Jepang, Park Joo-bong, menilai ada satu hal yang perlu diperbaiki dari nomor ganda putra mereka.
Aspek yang dimaksud Park Joo-bong ialah fisik.
Masalah ketahanan fisik dinilai Park menjadi salah satu faktor penyebab kekalahan Jepang dari China pada final Piala Thomas 2018.
(Baca juga: Kehilangan Ganda Putri Utama, Denmark Puji Performa Para Junior di Piala Uber 2018)
"Kedua tim (putra dan putri) bermain sangat baik, sayangnya tim pria kami tak bisa memenangi Piala Thomas karena kelemahan kami pada nomor ganda putra," kata Park Joo-bong.
"Kento Momota (pemain tunggal putra) tampil sangat baik dan pasangan ganda putra kedua kami hampir memaksakan laga kelima pada final Piala Thomas," ucap sosok asal Korea Selatan itu.
Torehan positif tim bulu tangkis Jepang pada ajang Piala Thomas dan Uber 2018 tak terlepas dari tangan dingin legenda bulu tangkis asal Korea Selatan, Park Joo-bong.
Park mengungkapkan bahwa strategi dia pada babak final ialah setidaknya memenangi satu poin dari nomor ganda putra.
Hal tersebut menjadi target Park agar bisa memaksakan laga kelima atau pertandingan tunggal putra ketiga.
Namun, rencana itu tak terealisasi. Setelah unggul 1-0 melalui Momota, Jepang kalah pada tiga laga berikutnya.
Kendati demikian, Park tetap mengapresiasi pencapaian seluruh anak asuhnya pada Piala Thomas dan Uber 2018.
(Baca juga: Sektor Tunggal Mulai Rapuh, Denmark Lakukan Evaluasi Pasca Piala Thomas 2018)
Menurut pria yang pernah berjaya sebagai pemain di sektor ganda (putra dan campuran) pada era 80 dan 90-an itu, kesuksesan Jepang tak terlepas dari kerja ekstra keras dari seluruh elemen tim.
Park Joo-bong sudah menangani tim Jepang sejak Oktober 2004. Sebelumnya, dia lebih dulu melatih Inggris, Malaysia, dan Korea Selatan.
Kala masih menjadi pemain, Park pernah meraih medali emas ganda putra Olimpiade Barcelona 1992 bersama Kim Moon-soo.
Ia juga pernah meraih medali perak ganda campuran pada Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ra Kyung-min.
Selain itu, Park juga pernah 5 kali menjadi juara dunia, 3 kali meraih medali emas Asian Games, dan 9 kali memenangi turnamen All England Open.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar