Presiden World Boxing Council (WBC), Mauricio Sulaiman, turut buka suara terkait negosiasi antara dua juara tinju kelas berat, Anthony Joshua (Inggris) dan Deontay Wilder (Amerika Serikat/AS), yang berjalan alot.
Sejauh ini, kedua belah pihak memang telah saling memberi penawaran, tetapi belum juga menemui kata sepakat.
Sebentar lagi, tenggat waktu untuk rencana pertarungan unifikasi antara Anthony Joshua dan Deontay Wilder akan habis karena Joshua dijadwalkan melakoni laga wajib untuk menjaga sabuk juara WBA-nya dengan melawan Alexander Povetkin.
(Baca Juga : Kisah dan Alasan Muhammad Ali Masuk Islam)
Menurut Mauricio Sulaiman, Deontay Wilder sebenarnya sangat ingin bertarung melawan Anthony Joshua agar bisa menyandang status juara tak terbantahkan alias undisputed champion.
Namun, ambisi Wilder tersebut menemui jalan negoisasi yang rumit.
"Wilder sangat menginginkan pertandingan itu," kata Sulaiman yang dikutip Bolasport.com dari situs Boxing Scene.
"Mereka (pihak Joshua) mengatakan padanya jika dia benar-benar ingin bertarung, dia harus pergi ke Inggris dan mengatakan iya. Lalu, pihak Wilder memberi tawaran 50 Juta Dolar (Rp 693,7 Miliar) pada pihak Joshua untuk pergi ke Amerika Serikat (AS) dan semuanya menjadi rumit," ujar dia lagi
(Baca Juga : Esports MotoGP 2018 Bakal Sajikan Tontonan Seru dengan Format Baru)
Melihat situasi tersebut, Mauricio Sulaiman memperkirakan kelanjutan negosiasi Anthony Joshua dan Deontay Wilder tidak akan mudah, bahkan cenderung menemui jalan buntu.
"Saat ini, semuanya seperti stagnan. Negosiasi bakal berjalan alot," ujar Sulaiman.
Saat ini, Joshua dikenal publik dunia sebagai pemegang gelar juara tinju kelas berat versi IBF, WBA, dan WBO.
Sementara itu, Wilder adalah petinju kelas berat yang memegang gelar versi WBC.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Boxingscene.com |
Komentar