Tarik ulur tentang duel unifikasi gelar tinju kelas berat antara Anthony Joshua (Juara versi IBF, WBA, WBO, dan IBO) kontra Deontay Wilder (WBC) telah memasuki babak baru.
Sebelumnya negosiasi antara kedua kubu berlangsung alot lantaran pihak Anthony Joshua maupun Deontay Wilder memiliki keinginan berbeda tentang lokasi pertandingan.
Namun pada Senin (11/6/2018) waktu Amerika Serikat, kubu Wilder akhirnya "melunak" dan menyanggupi untuk bertanding di Inggris yang merupakan kandang Joshua.
Kesanggupan itu bahkan dinyatakan secara langsung oleh Deontay Wilder melalu unggahan pada akun Twitter pribadinya.
BREAKING NEWS for all you @anthonyfjoshua fans... The $50M offer for him to fight me next in the US is still available. Today I even agreed to their offer to fight Joshua next in the UK. If he prefers the fight in the UK, the ball is in their court. It’s up to them to choose. pic.twitter.com/03PE8sk5x0
— Deontay Wilder (@BronzeBomber) June 11, 2018
Petinju 32 tahun ini mengaku siap meladeni Anthony Joshua di Inggris, meski tawaran 50 juta dolar AS (sekitar 696,6 miliar rupiah) untuk berduel di Negeri Paman Sam tetap berlaku.
(Baca Juga : Deontay Wilder Sudah Setuju dengan Permintaan Anthony Joshua)
Meskipun Deontay Wilder sudah menyatakan kesiapannya, namun kubu Anthony Joshua masih belum percaya sepenuhnya sebelum ada kesepakatan hitam di atas putih.
Promotor Joshua, Eddie Hearn, pun mengaku sedikit curiga jika pernyataan Wilder itu hanyalah sebuah gertakan.
"Sedikit mengejutkan saat kubu Wilder kembali kepada kami untuk membahas tawaran tanding dan tampaknya mereka menerima semua syarat yang kami inginkan," kata Hearn dikutip BolaSport.com dari BBC.
"Satu hal yang pasti, pada akhir pekan ini Deontay Wilder akan disodori kontrak di hadapannya dan kita akan menunggu apa dia benar-benar menyanggupinya," kata promotor 39 tahun ini.
Sebelumnya Eddie Hearn pernah mengkritik kubu Deontay Wilder perihal cara mereka menegosiasikan pertandingan kontra Anthony Joshua.
Hearn menilai Wilder selama ini terlalu "berisik" di media sosial dan dianggap tidak serius dalam melakukan negosiasi pertandingan.
"Kesepakatan dibuat di ruang rapat (pada pertemuan langsung), bukan melalui Instagram," kata Eddie Hearn pada saat itu.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar