Bhutan pertama kali mengikuti Asian Games pada 1986 di Seoul, Korea Selatan, dan sejak saat itu, negara berbentuk kerajaan ini selalu hadir pada ajang multicabang empat tahunan terbesar di Asia tersebut.
Keikutsertaan selama delapan Asian Games (AG) terakhir memang belum membuahkan medali bagi negara yang dipimpin Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck ini.
Namun, negara yang memiliki julukan Land of Happiness ini memang sedang berjuang memajukan olahraganya.
"Kami membutuhkan 10-20 tahun lagi untuk bisa meraih medali di AG. Kami menuju ke sana," ucap Nim Dorji, Chef de Mission Bhutan.
Ya, Bhutan Olympic Committee (BOC) baru dibentuk pada 1983 sehingga usia pembinaan olahraga negara yang baru dibuka untuk wisata pada 1974 ini masih cenderung belum terlalu lama.
Namun, Bhutan telah memiliki cabang-cabang yang populer dan akan mengirimkan para atletnya ke Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September.
Panahan adalah cabang paling populer di Bhutan.
Hal ini tidak lepas dari olahraga panahan tradisional yang dimainkan oleh hampir seluruh penduduk negara yang terletak di pegunungan Himalaya tersebut.
(Baca juga: Max Verstappen Sambut Positif Kerja Sama Red Bull Racing-Honda)
Panahan, taekwondo, tinju, dan golf akan menjadi cabang yang diikuti Bhutan di Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018.
Rencananya, Bhutan akan mengirim sebanyak 19 atlet.
Meski tak menargetkan medali, Bhutan berharap keikutsertaan mereka di Asian Games menjadi jalan menuju pembinaan yang baik.
Selain itu, atletik, sepak bola, bulu tangkis, juga menjadi cabang-cabang yang sedang dikembangkan di Bhutan.
(Baca juga: Korea Utara Punya Permintaan Khusus pada Asian Games 2018)
Negara yang masih menginstruksikan penduduknya untuk mengenakan pakaian tradisional ini juga selalu mengirimkan wakil ke Olimpiade sejak Los Angeles 1984 hingga Rio 2016.
Tentu saja, panahan menjadi cabang yang selalu mengirimkan wakilnya ke Olimpiade.
Pada London 2012, untuk pertama kalinya petembak Bhutan ikut Olimpiade dan dilanjutkan ke Rio 2016.
Akan tetapi, para pepanah dan petembak Bhutan belum sukses naik podium.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar