(Baca juga: Fajar Alfian Merasa Tak Terbebani Jadi Ganda Putra Kedua pada Asian Games 2018)
"Psikologi kami datang sebelum kami latihan untuk membimbing bermeditasi. Setelah itu, kami selalu diingatkan untuk tetap rendah diri dan kembali pada diri masing-masing," tutur Ega.
Tak cuma itu, latihan simulasi pertandingan turut diprioritaskan Denny untuk meningkatkan kepekaan pemanah terhadap iklim cuaca di lapangan.
"Pemanah terus dipoles untuk mengetahui iklim yang akan dihadapi. Contohnya, jika bermain pagi itu harus seperti apa dan sebaliknya saat bermain siang harus menyiapkan apa," tutur Ega.
Bagi pemanah di nomor recurve putra itu cuaca pertandingan itu sangat berpengaruh terhadap arah panah dan hasil akhir.
"Yang jadi kendala itu biasanya hujan deras dan angin besar di lapangan," tutur Ega.
Hidupkan memori lama
Ega adalah salah satu atlet panahan Indonesia yang diharapkan mampu mencuri medali di nomor recurve.
Ega mengaku sangat mewaspadai seluruh pemanah asal Korea Selatan. Memori indah sempat diciptakan Ega saat mengalahkan pemanah nomor satu Korsel, Kim Woo-jin (Korea Selatan) pada Olimpiade Rio 2016,
Menurutnya, kemenangan tersebut sulit untuk terjadi lagi. Saat itu, Ega dan Kim sama-sama memiliki masalah di teknik saat bertanding di Rio de Janeiro, Brasil.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar