Semua pemain dan pelatih yang akan berpartisipasi di babak Grand Final eWorld Cup pada Rabu (4/8/2018) akan mengikuti tes anti doping dan pengawasan ketat untuk menghindari match fixing.
Seperti dilansir BolaSport.com dari situs resmi FIFA, badan tertinggi sepak bola tersebut (selaku penyelenggara turnamen) meluncurkan standar integritas tinggi demi meningkatkan profesionalisme FIFA eWorld Cup.
Seorang FIFA Doping Control Officer yang juga turun di Piala Dunia 2018 telah ditunjuk untuk mengontrol para partisipan dari zat-zat yang dilarang WADA alias Agensi Anti-Doping Dunia.
Kontrol anti doping ini akan dilakukan secara acak atau melalui metoda tepat sasaran kepada para pemain.
Dexerto.com mengutarakan bahwa para atlet eSports memang tidak akan menemui keuntungan dari sebagian besar zat yang dilarang untuk seorang atlet sepak bola.
Akan tetapi, langkah ini dilakukan demi menyaring obat-obatan terlarang yang diyakini banyak terdapat di industri eSports, seperti marijuana atau stimulan.
(Baca Juga: Hengkang dari Persib Bandung, Lima Pemain Ini Bernasib Miris)
Mereka yang ketahuan melanggar akan dibawa ke badan judisial FIFA dan ditindak seusai dengan Regulasi Anti-Doping FIFA.
Selain itu, FIFA juga akan memonitor bursa taruhan seperti halnya di laga-laga sepak bola dalam upaya untuk mencegah match fixing.
Situs di atas juga mengungkapkan bahwa tindakan-tindakan FIFA ini "merupakan tanda bahwa eSports mencapai legitimasi dari olahraga-olahraga lain, dalam artian bahwa hadiah yang kian besar membawa ancaman permainan kotor."
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | fifa.com, dexerto.com |
Komentar