Pasangan ganda putri nasional Indonesia, Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, mengungkapkan penyebab kekalahan mereka pada babak pertama Kejuaraan Dunia 2018.
Agatha/Fadia berhadapan dengan wakil Belanda, Selena Piek/Cheryl Seinen, pada pertandingan yang berlangsung di Nanjing Olympic Sports Center, Nanjing, China, Selasa (31/7/2018).
Pasangan Indonesia itu mengakui keunggulan lawan usai kalah dengan skor 21-23, 18-21.
Baik Agatha maupun Fadia mengakui bahwa mereka kehilangan fokus saat berhadapan dengan Piek/Seinen.
(Baca Juga: Marc Marquez Tak Ingin Jemawa meski Berstatus Pemuncak Klasemen)
"Waktu tersusul poinnya itu, kami memang kehilangan fokus. Dari sini kami banyak terkena serangan dari lawan," kata Fadia yang dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Seharusnya waktu tersusul lawan itu, kami tidak boleh kehilangan fokus. Di gim kedua jadi terbawa, agak kehilangan fokus," ujar Agatha menambahkan.
Agatha/Fadia mengatakan bahwa mereka bakal mengambil pelajaran dari kekalahan cepat pada Kejuaraan Dunia 2018.
Terlebih, duel babak pertama Kejuaraan Dunia 2018 ini merupakan pertandingan level elite pertama yang diikuti Agatha/Fadia.
"Tidak puas karena kami tidak bisa mengeluarkan kemampuan kami, hanya lima puluh persen saja yang keluar. Kalau dari segi mental, kami merasa tidak ada masalah, justru nothing to lose, tetapi tetap fight," ujar Fadia.
"Kalau lawan pemain senior harus lebih fokus. Misalnya sudah unggul, tidak boleh kehilangan fokus, harus terus konsisten walaupun kami membuat salah dua-tiga poin, mencoba mengembalikkan fokus lagi," kata dia.
(Baca juga: Meski Menang Straight Game, Tommy Akui Dapat Perlawanan Sengit)
Tersingkirnya Agatha/Fadia membuat Indonesia hanya menyisakan tiga wakil pada nomor ganda putri Kejuaraan Dunia 2018.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani bakal bertanding pada babak kedua, Rabu (1/8/2018).
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar