Pasangan ganda putri nasional Indonesia, Gresyia Polii/Apriyani Rahayu, hanya bisa menyumbang medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2018 yang berlangsung di Nanjing Olympic Sports Centre, Nanjing, China, 30 Juli-5 Agustus.
Asa Greysia Polii/Apriyani Rahayu untuk meraih gelar juara kandas setelah dikalahkan wakil Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, 12-21, 21-23, pada laga semifinal, Sabtu (4/8/2018).
Diakui Greysia/Apriyani, kekalahan yang mereka terima dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya ialah kurang tenang dalam mengembalikan shuttlecock dari lawan.
(Baca juga: VIDEO - Ketika Kevin Sanjaya Sukamuljo Menari dan Lepaskan Dropshot ke Pemain Lawan)
"Kami selalu keduluan serangan lawan. Saat sudah berhasil balik menekan, mereka tetap siap," ujar Greysia yang dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Pada gim kedua, mereka terlihat agak goyang, tetapi mereka bisa balik siap lagi. Hari ini memang kami kurang tenang dalam mengembalikan bola (kok)," tutur Greysia lagi.
Lebih lanjut, Apriyani mengatakan bahwa faktor lain yang menyebabkan kekalahan mereka ialah pola permainan Matsumoto/Nagahara yang berbeda dengan pasangan-pasangan ganda putri Jepang pada umumnya.
"Matsumoto/Nagahara bermain cepat, pukulan mereka kencang. Pola main mereka agak beda dengan pasangan Jepang lain yang masih ada lob panjang. Kalau mereka langsung menyerang terus," kata Apriyani.
Dengan kekalahan Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dipastikan gagal memenuhi target pada Kejuaraan Dunia 2018.
Sebelum bertolak ke Nanjing, PP PBSI menargetkan satu gelar juara dunia.
Greysia/Apriyani adalah wakil terakhir skuat Merah Putih yang masih bertahan pada kejuaraan dunia tahun ini.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar