Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) meminta maaf setelah gagal memenuhi target pada Kejuaraan Dunia 2018 yang berlangsung di Nanjing Olympic Sports Centre, Nanjing, China, 30 Juli-5 Agustus.
Sebelum bertolak ke Nanjing, PP PBSI mematok target yakni satu gelar juara.
Namun, pada akhirnya skuat pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang berada di bawah pengawasan PP PBSI hanya bisa membawa pulang satu medali perunggu melalui pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Sementara itu, pasangan ganda putra yang diharapkan naik ke podium kampiun, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, tersingkir pada babak perempat final.
Duet berjulukan Minions itu gagal melangkah jauh setelah dikalahkan wakil Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 19-21, 18-21.
(Baca juga: Kejuaraan Dunia 2018 - Perjalanan Terakhir Sang Penakluk Ratu Bulu Tangkis dari China)
"Hasil ini memang tidak sesuai dengan target kami yaitu satu gelar juara. Saya sebagai Kabid Binpres dan Manajer Tim minta maaf kepada masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan hasil terbaik," tutur Susy yang dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia, Sabtu (4/8/2018).
"Kami tentunya sedih dan kecewa dengan hasil ini, tetapi kami harus bangkit dan bekerja keras lagi untuk pertandingan berikutnya, tertama Asian Games yang sudah di depan mata," ucap Susy lagi.
Hasil ini menjadi yang terburuk dalam tiga tahun terakhir.
Pada Kejuaraan Dunia 2015, Indonesia meraih medali emas melalui pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Kemudian, pada tahun 2016, lagu kebangsaan Indonesia Raya berkemundang setelah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih medali emas Olimpiade Rio (dianggap setara dengan kejuaraan dunia).
Tahun lalu, duet Tontowi/Liliyana kembali mengharumkan nama bangsa dengan menjadi juara dunia ganda campuran 2017.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar