Pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, menegaskan bahwa dia sudah kembali ke performa terbaiknya setelah mengalahkan salah satu rival abadi, Pusarla Venkata Sindhu (India), pada laga final Kejuaraan Dunia 2018.
Dalam partai final ulangan Olimpiade Rio 2016 yang berlangsung di Nanjing Olympic Sports Centre, Nanjing, China, Minggu (5/8/2018) tersebut, Carolina Marin cuma butuh 45 menit untuk meraih kemenangan dengan skor 21-19, 21-10.
Tak cuma sekadar kembali merasakan manisnya memijak podium kampiun, keberhasilan Marin menjadi juara dunia sekaligus melahirkan sejarah baru.
(Baca juga: Jelang Asian Games 2018 - Batal Absen, Tim Basket Filipina Pastikan Hadir di Jakarta)
Ya, Marin kini tercatat sebagai pebulu tangkis tunggal putri pertama yang sukses meraih tiga gelar juara dunia.
Sebelum merengkuh titel kampiun pada Kejuaraan Dunia 2018, Marin sudah lebih dulu mendapatkannya pada tahun 2014 dan 2015.
"Saya telah menantikan momen ini dalam waktu yang lama. Sangat istimewa bisa menjadi juara dunia untuk kali ketiga," tutur Marin yang dilansir BolaSport.com dari The Star, Senin (6/8/2018).
"Saya selalu percaya bahwa saya bisa kembali menjadi pemain seperti saya sebelumnya, pemain yang meraih banyak gelar juara beberapa tahun lalu," ucap dia.
"Saya merasa telah kembali. Saya merasa sangat kuat dan sangat yakin dengan diri sendiri. Carolina Marin sudah kembali," kata Marin menegaskan.
Sosok Carolina Marin mulai mencuri perhatian dunia ketika dia meraih gelar juara dunia 2014.
Sebagai atlet dari negara yang tidak familiar dengan olahraga bulu tangkis, prestasi tersebut jelas mengejutkan.
Apalagi, sebelum naik ke podium kampiun dunia pada tahun 2014, Marin sempat menumpang latihan di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Indonesia yang berada di Cipayung, Jakarta Timur.
(Baca juga: Kejuaraan Dunia 2018 - China dan Jepang Raih 2 Gelar, Spanyol Bawa Pulang 1 Titel)
Strategi Marin tersebut tidak sia-sia. Datang jauh-jauh dari Benua Eropa untuk mendapatkan teman berlatih tanding yang mumpuni membuahkan hasil optimal.
Prestasinya kian moncer ketika dia berhasil meraih gelar juara dunia secara back-to-back pada 2015.
Setahun kemudian, Marin mengukir namanya sebagai salah satu juara Olimpiade.
Satu-satunya kegagalan Marin pada kompetisi level dunia (Kejuaraan Dunia dan Olimpiade) terjadi pada tahun lalu.
Pada Kejuaraan Dunia 2017, langkah Marin hanya sampai babak perempat final.
Dia tersingkir dari turnamen setelah dikalahkan Nozomi Okuhara (Jepang) dengan skor 18-21, 21-14, 15-21.
Okuhara kemudian menyudahi Kejuaraan Dunia 2017 dengan meraih gelar juara.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | The Star |
Komentar