Meski berstatus sebagai Juara Dunia 2018, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara masih harus menghadapi ketatnya persaingan sesama ganda putri Jepang dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hal ini bisa dilihat dari dominasi empat ganda putri Jepang di deretan 10 besar dunia musim kompetisi 2018.
Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara pun tidak ingin langsung berpuas diri setelah merebut gelar juara dunia tunggal putri pada Minggu (5/8/2018) di Nanjing, China.
Mengingat perjuangan Matsumoto/Nagahara di Kejuaraan Dunia 2018 terbilang keras sejak awal pertandingan.
"Saya merasa saya telah mengambil langkah yang lebih besar menuju Olimpiade," ujar Matsumoto seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Spirit.
"Namun, pertempuran sesama Jepang akan menjadi laga yang berat jadi saya ingin bekerja keras untuk berdiskusi bagaimana untuk bisa menang," tutur
Matsumoto menjelaskan betapa ketat persaingan sesama ganda putri Jepang.
Kewaspadaan Matsumoto/Nagahara sangat beralasan karena untuk mendapatkan tempat di turnamen sekelas Olimpiade keduanya harus bertarung dengan para senior.
Saat ini, keduanya baru duduk di peringkat ke-9 dunia sedangkan para kompatriotnya menduduki lima besar dunia.
Tercatat ada tiga ganda putri Jepang yang menguasai peringkat lima besar dunia yaitu Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (#2), Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi (#3), dan Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (#5) pada pekan ke-31.
(Baca Juga: Johann Zarco Siap Berduel dengan Duo Ducati di Red Bull Ring)
Jika Matsumoto/Nagahara berhasrat untuk tampil di Olimpiade, keduanya minimal harus menjadi ganda putri terbaik ke-2 di Jepang.
Slot maksimal sebuah negara di Olimpiade hanyalah dua wakil di setiap sektor.
Pada sektor ganda hanya dua wakil terbaik yang menduduki delapan besar saja yang boleh tampil di turnamen multiolahraga terbesar di dunia tersebut.
Karena itu, Matsumoto/Nagahara harus berjuang ekstra keras jika ingin tampil di Olimpiade Tokyo 2020 dengan mengalahkan para kompatriotnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar