Masa depan sepak bola Nabil Fekir sempat terancam karena kondisi lututnya bermasalah ketika masih remaja.
Nabil Fekir menjadi sosok pesepak bola yang diincar banyak klub sepak bola pada tahun ini.
Chelsea dan Liverpool merupakan beberapa klub raksasa di dunia yang telah mengungkapkan ketertarikan kepada sang pemain.
(Baca juga: Wow! 5 Potret Seksi Daniela Basso, Salah Satu WAGs Anyar di Liga Inggris)
Namun, sebelum menjadi pesepak bola profesional yang sukses mengantarkan timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia, Nabil Fekir mempunyai cerita kelam.
Pada usia 14 tahun, sang pemain mempunyai masalah serius dengan kondisi lututnya.
(Baca juga: Gestur dan Gaya Rambut Baru Alexis Sanchez yang Mendandakan Rasa Optimis)
Dilansir BolaSport.com dari The Sun, Nabil Fekir menderita penyakit Osgood-Schlatter yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Setelah diketahui mengidap penyakit itu, lutut Nabil Fekir dianggap tidak akan mampu menjadikannya sebagai pesepak bola profesional.
Meski demikian hal tersebut tidak membuat Fekir remaja putus asa, dia tumbuh sebagai remaja tangguh di lingkungan Kota Villeurbanne.
Nabil Fekir merupakan anak tertua dari empat bersaudara, orang tuanya merupakan imigran asal Aljazair yang pindah ke Prancis pada 1990-an.
Mereka menetap di Jacques Monod di sebelah timur laut pusat Kota Lyon, daerah dimana kawasan tersebut banyak penduduk asal Aljazair.
Bola adalah benda yang selalu dibawa Nabil Fekir pada masa kecilnya.
(Baca juga: Yerry Mina Tak Sabar Ingin Bersaing di Liga Inggris Bersama Everton)
"Di rumah, saya tidak pernah melepaskan bola," kata Nabil Fekir, sampai pada umur 12 tahun dia memukau klubnya saat ini, Olympique Lyon.
Meski pada saat itu dia hanya bertahan selama dua tahun karena pihak klub meyakini sang pemain tidak akan sanggup bertahan dengan penyakit yang diderita.
Osgood-Schlatter merupakan suatu kondisi peradangan di sekitar area bawah lutut, di mana tendon dari tempurung lutut menempel pada tulang kering.
(Baca juga: Gara-gara Hal Ini, Iko Uwais Buat Sang Istri Menitikkan Air Mata)
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | thesun.co.uk |
Komentar