Tunggal putra Jepang, Kento Momota, dianggap memiliki banyak hal yang diperlukan untuk melampaui nama besar seperti Lin Dan (China) dalam peta bulu tangkis dunia.
Momota melakukan comeback luar biasa setelah mendapat hukuman larangan bertanding selama 15 bulan akibat kasus judi ilegal pada awal 2016.
Karena kasus tersebut, Momota tidak dapat tampil pada Olimpiade Rio 2016. Asosiasi Bulu Tangkis Jepang kemudian mencabut larangan bertanding Momota pada 12 Maret 2017.
Setelah hukumannya dicabut, pemain berusia 23 tahun ini kembali mengikuti kompetisi internasional pada Juli 2017 meskiun harus memulai lagi dari bawah.
"Dia punya bakat, keterampilan, dan yang paling penting, otak untuk memainkan permainan yang sangat cerdas," kata mantan pelatih tunggal putra nasional Malaysia, Rashid Sidek, seperti dilansir BolaSport.com dari NST.
"Apa yang dia nikmati saat ini adalah buah dari komitmennya yang kuat selama menjalani latihan. Tidak ada yang bisa mencapai kesuksesan seperti ini tanpa adanya tekad dan kerja keras yang besar," ucap Sidek
Peraih gelar pada BWF Superseries Final 2015 kini sudah mengantongi sembilan gelar setelah tampil pada 11 final sejak kembali bertanding pada pertengahan 2017.
Pada comeback pertamanya, Kento Momota langsung menjadi runner-up pada Canada Open 2017 dan memenangkan lima gelar berturut-turut setelah itu.
(Baca juga: Ariel 'Noah' Jadi Pengisi Acara Saat Pembukaan Asian Games 2018)
Pada 2018, Momota kembali menunjukkan kemampuannya untuk kembali ke peringkat teratas dunia dengan menampilkan performa meyakinkan.
Momota menunjukkan dominasinya dengan mengalahkan Shi Yuqi (China), Choi Tien Chen (Taiwan), Lee Chong Wei (Malaysia), termasuk mengalahkan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Chen Long, untuk memenangi gelar pada Kejuaraan Asia 2018.
Pemain berusia 23 tahun ini juga mengantar tim Thomas Jepang di posisi runner-up meskipun dia berhasil menyumbang poin pada partai puncak melawan China.
Dia juga merengkuh titel pada Indonesia Open dan Kejuaraan Dunia 2018.
Saat ini, pemegang dua medali emas Olimpiade, Lin Dan (China) dianggap sebagai pebulu tangkis tunggal putra tersukses.
Namun, Sidek percaya bahwa kesuksesan Lin Dan bisa diambil alih Momota.
(Baca juga: Ganda Putra Malaysia Ini Tidak Ingin Perbesar Masalah jika Dicoret dari Tim Asian Games 2018)
"Dia tahu apa yang dia inginkan. Berdasarkan usianya, saya yakin dia bisa pergi untuk mencapai level lebih tinggi, bahkan melebihi pencapaian Lin Dan jika dia bisa tetap konsisten dan menunjukkan tingkat komitmen yang sama," ucap Sidek.
Dengan sederet gelar prestisius yang diraihnya, Momota diprediksi mampu meraih medali emas Asian Games pertamanya saat digelar di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September.
"Semua orang tahu bahwa Momota berada di puncak performa sekarang dan mereka akan mempelajari permainannya secara detail. Dia tidak akan mudah untuk mencapai gelar, tetapi saya percaya dia cukup dewasa untuk mengatasinya seperti yang terbukti dalam turnamen sebelumnya," tutur Rashid.
Sidek yang mendapat medali perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996 mengatakan bahwa Momota beruntung tidak dilahirkan di era Lin Dan atau bahkan Lee Chong Wei (Malaysia) yang mendominasi olahraga ini selama lebih dari satu dekade.
(Baca juga: Libero Timnas Voli Putra Ini Optimistis Indonesia Tembus 4 Besar pada Asian Games 2018)
"Dalam hal ini, Momota beruntung. Dia bisa terus membuat nama untuk dirinya sendiri, ketika pemain seperti Lin Dan, Chong Wei dan bahkan Chen Long (Cina) memudar.
"Ada pemain muda lainnya seperti Viktor Axelsen (Denmark) dan Shi Yuqi yang bisa memberi ganjalan, tetapi jujur Momota adalah kelas yang berbeda sama sekali. Dia telah membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa sulap. Para emain, terutama dari Malaysia, harus belajar darinya," kata Sidek.
Cabang olahraga bulu tangkis pada Asian Games 2018 akan dimainkan di Istora Senayan, Jakarta mulai 19 -22 Agustus untuk nomor beregu putra dan beregu putri.
Adapun nomor perorangan akan dimainkan pada 23-28 Agustus.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | NST |
Komentar