Ada pemandangan yang tak biasa pada pembukaan Asian Games 2018 yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (18/8/2018).
Pemandangan tersebut diperlihatkan oleh dua negara, Korea Selatan dan Korea Utara.
Dua Korea tersebut telah berkonflik sejak 25 Juni 1950 sampai dengan gencatan senjata pada 27 Juli 1953.
Setelah gencatan senjata tersebut, belum ada perjanjian perdamaian sehingga Perang Korea belum benar-benar berakhir.
(Baca Juga: Di Bawah Asuhan Pelatih Indonesia, Ganda Putra Malaysia Ini Tunjukkan Kemajuan)
Meski secara resmi perang belum dinyatakan berakhir, dua Korea tampak menunjukkan upaya untuk bersatu pada ajang Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia mulai 18 Agustus hingga 2 September mendatang.
Persatuan tersebut tampak hadir saat pemain basket putri Korea Selatan, Lim Yung-hui, dan pemain sepak bola Korea Utara, Ju Kyong-chol, bersama-sama memegang bendera unifikasi Korea pada defile pembukaan Asian Games 2018.
Penyatuan tersebut tak pelak disambut tepuk tangan dari penonton yang menyesaki Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Bersatunya Lim dan Ju merupakan simbol bahwa Korea ingin menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.
Selain pembawa bendera, Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yon, dan Wakil Perdana Menteri Korea Utara, Ri Ryong-nam, juga tampak saling berpegangan tangan di kursi VIP dan mengangat lengan tinggi-tinggi untuk menyambut tim unifikasi tersebut.
Bersatunya dua Korea ini menjadi cerminan bahwa olahraga merupakan alat yang bisa mempersatukan.
(Baca Juga: Dapat Undian Menakutkan, Tim Beregu Putra Bulu Tangkis Malaysia Menolak Terdepak pada Laga Pembuka)
Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 sudah selayaknya berbangga menyaksikan momen langka tersebut.
"Anda dapat merasa bangga dengan negara asal Anda, Indonesia," kata Sheikh Ahmed Al-Fahad Al-Sabah, selaku Presiden Dewan Olimpiade Asia, pada pembukaan dilansir BolaSport.com dari NST.
Usai pidato Sheikh Ahmed, Presiden Joko Widodo pun membuka Asian Games 2018 dengan bacaan bismillah mewakili seluruh rakyat Indonesia.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar