Pelatih tim panah putri Indonesia, Nurfitriyana Saiman, tidak menampik penampilan tim saat bertanding pada nomor recurve beregu Asian Games 2018 di Lapangan Panahan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/8/2018), kurang memuaskan.
Trio pemanah Indonesia, Diananda Choirunisa, Titik Kusumawardani, dan Linda Lestari, menyerah 0-6 dari regu asal Jepang, Ayano Kato, Kaori Kawanaka, dan Tomomi Sugimoto.
Ditemui BolaSport.com, pelatih tim panahan, Nurfitriyana Saiman, mengatakan ada beberapa faktor yang menyandung langkah Diananda cs.
“Dari segi teknik, mungkin kami masih kurang sehingga ada bidikan yang melenceng. Masih ada yang kurang ajek,” kata Nurfitriyana.
Sosok peraih medali perak Olimpiade 1988 Seoul untuk nomor beregu putri tersebut juga menilai faktor gugup menjadi alasan anak asuhnya kalah.
Dia membandingkan saat Indonesia bertanding melawan Hong Kong pada babak eliminasi sebelum perempat final.
(Baca juga: Luis Milla Pamit dan Ucapkan Terima Kasih Sebelum Pulang ke Spanyol)
Tim Indonesia menang 6-2 meski sempat tertinggal 0-2.
“Faktor kondisi main juga menentukan. Waktu melawan Hong Kong, kami main berbarengan dengan tim lain, sementara waktu lawan Jepang betul-betul hanya dua tim yang ada. Jadi ada tekanan lebih,” ujar Nurfitriyana melanjutkan.
Dia pun menyerahkan kepada ketiga pemainnya untuk melakukan koreksi usai laga versus Jepang.
“Saya langsung serahkan ke mereka untuk mengoreksi diri masing-masing. Apalagi mereka sudah dewasa dan bukan pemanah baru. Tugas saya adalah menenangkan mereka,” tuturnya.
Diananda masih akan bertanding pada nomor recurve perorangan.
Dia akan bersua atlet asal China, Zhang Xinyan, pada babak final, Selasa (28/8/2018), dan masih menjadi satu-satunya peluang terbaik Indonesia meraih emas dari cabang panahan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar