Tim bola basket putra Indonesia memang harus mengakui keunggulan yang dimiliki China. Namun, ada satu hal yang membuat kekalahan tersebut terasa sedikit lebih menyakitkan.
Langkah tim basket putra Indonesia harus terhenti di babak perempat final Asian Games 2018 setelah takluk 63-98 dari China pada laga yang digelar di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Senin (27/8/2018).
Sempat memberikan perlawanan hingga mampu unggul 8-6 di awal kuarter pertama, tim Indonesia harus angkat topi kepada China, baik dalam hal kualitas permainan dan postur tubuh.
Meski mengakui ada jarak yang cukup jauh dalam hal kualitas, kekalahan telak Indonesia ini juga sedikit banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan wasit Snehal Vidyadhar Bendke yang dinilai membingungkan.
Pebasket nasional, Adhi Pratama Putra Prasetyo, menyebut bahwa wasit asal India itu terlalu mudah menganggap pemain melakukan pelanggaran.
Hal ini juga yang membuat Adhi kecewa karena dianggap wasit Snehal Vidyadhar Bendke telah melakukan 5 fouls kepada para pemain China.
(Baca Juga: Basket Asian Games 2018 - Sempat Beri Perlawanan kepada China, Langkah Tim Putra Indonesia Terhenti)
"Saya tidak mengerti dengan kepemimpinan wasit. Saya benar-benar tidak melakukan apa-apa saat dianggap melakukan fouls kelima. Sering sekali dia mengambil keputusan seperti itu," ucap Adhi saat ditemui BolaSport.com di mixed zone seusai laga.
Adhi pun mencoba membandingkan kepemimpinan wasit-wasit lainnya di ajang yang pernah ia lakoni, salah satunya Piala William Jones ke-40 di Taiwan pada Juni 2018.
Pada event yang dijadikan tim basket putra Indonesia sebagai bagian dari persiapan menghadapi Asian Games 2018 itu disebut Adhi memiliki permainan yang lebih keras dan wasit tidak mudah memberikan sanksi kepada pemain.
"Saat kami menjalani try out timnas di Taiwan bulan lalu, benturan antara pemain di sana itu jauh lebih gila dan tidak mudah mendapat foul. Jauh berbeda dengan di sini (Asian Games 2018)," tutur Adhi.
(Baca Juga: Basket Asian Games 2018 - Fictor Roring: Lawan China Bagaikan Neraka Dunia)
Meski kecewa dengan wasit, Adhi mengaku bersyukur bisa mendapat kesempatan pertama kali melawan tim dengan kualitas besar seperti China.
Pebasket berusia 25 tahun itu mengaku mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran secara langsung mengenai level permainan bola basket kelas dunia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar