Setelah kasus pengaturan skor terungkap pada beberapa bulan yang lalu, dunia bulu tangkis Malaysia kembali diterpa kabar yang buruk.
Baru-baru ini, seorang pelatih bulu tangkis Negeri Jiran menuduh bahwa beberapa pemain telah terlibat dalam aktivitas taruhan selama pelatihan.
Aktivitas tidak terpuji itu dilakukan hampir setiap hari di Akademi Badminton Malaysia (ABM) yang terletak di Bukit Kiara.
Tidak hanya itu, sumber juga menyebutkan bahwa tindakan tersebut didorong oleh para pelatih yang ada di ABM.
(Baca Juga: Presiden UFC Ungkap Sudah Punya Firasat jika Conor McGregor Akan Kembali ke Octagon)
Setelah memergoki aktivitas tersebut, sumber itu kemudian mengirimkan sebuah email kepada seorang pengurus Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
"Ini adalah sesuatu yang telah berlangsung dalam waktu yang lama, tetapi orang-orang tertentu seperti di Komite Pelatihan (C&T) tampak punya agenda tersendiri. Jadi masalah ini belum pernah tersentuh dan ditangani," kata sumber anonim tersebut dilansir BolaSport.com dari NST.
"Secara pribadi, saya tahu pemain nasional Malaysia yang mengunjungi kasino untuk berjudi selama Olimpiade London 2012, tetapi tidak ada tindakan yang diambil," lanjutnya.
"Mengapa? Karena para pemain ini dianggap teman dan para pelatih ingin melindungi mereka," ujar sumber itu lagi.
Sang sumber anonim mengatakan dia sudah mengingatkan berulang kali kepada para pemain bahwa jika mereka terbukti terlibat akan mendapatkan hukuman yang berat.
Sayangnya, sampai dengan saat ini belum ada tanda-tanda menghentikan aktivitas yang dilarang itu.
(Baca Juga: Bulu Tangkis Asian Games 2018 - Nama Anthony Ginting Jadi Trending Topic Dunia, Ini Buktinya!)
Setelah mendapatkan laporan dari sumber anonim, BAM pun menyiapkan sebuah sistem yang dapat menghilangkan aktivitas tercela para pemain Malaysia.
Skandal baru ini menjadi pukulan besar bagi bulu tangkis Malaysia setelah skandal pengaturan skor yang menerpa.
Sebelumnya, dua pemain independen Malaysia, Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang telah menerima hukuman dilarang bermain bulu tangkis masing-masing selama 20 dan 15 tahun serta denda oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena terbukti melakukan pengaturan pertandingan (match fixing).
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar