Hanya dua hari selepas meraih medali emas perorangan cabang bulu tangkis Asian Games 2018 untuk nomor tunggal putra, Jonatan Christie ternyata sudah langsung berlatih kembali di pelatnas PBSI di Cipayung pada Kamis (30/8/2018).
Hal ini disaksikan oleh BolaSport.com saat berkunjung ke kawah candradimuka pebulu tangkis nasional tersebut pada Kamis (30/8/2018.
Kendati demikian, pemuda kelahiran 15 September 1997 ini tak keberatan meladeni wawancara eksklusif dengan BolaSport.com.
Berikut petikan wawancara dengan lelaki yang akrab disapa Jojo tersebut:
(Baca Juga: Jonatan Christie Buka Suara Soal Foto Belanja Barang Mewah yang Viral di Media Sosial)
(Baca Juga: Jonatan Christie Alami Krisis Kepercayaan Diri sebelum Rebut Emas Asian Games 2018)
Sudah mulai berlatih lagi selepas Asian Games?
Hari ini sampai Jumat atau Sabtu, kami menjalani latihan pemulihan.
Mungkin mulai digenjot lagi hari Senin sampai minggu depan karena tanggal 5 atau 6 September sudah berangkat untuk turnamen Jepang Open, China Open, dan Korea Open.
Secara pribadi, bagaimana memaknai apa yang kamu alami sepanjang Asian Games 2018?
Pertama Puji Tuhan sekali karena berkat Tuhan juga saya bisa mendapat juara. Sebelum Asian Games dimulai, tepatnya pada 2-3 turnamen sebelum Asian Games, saya agak terpuruk.
Hasilnya beberapa kali bisa dibilang kurang memuaskan. Padahal, kami sudah berlatih keras dan mempersiapkan diri dengan baik, tetapi hasilnya kurang maksimal.
Saat Asian Games dimulai, pelatih dan orangtua mengingatkan untuk tetap fokus walaupun sebelumnya banyak orang yang berkomentar negatif dan memandang sebelah mata.
Mereka meminta saya tetap mengandalkan Tuhan dan tetap berjuang, biar Tuhan yang atur. Memang benar-benar Tuhan bantu sekali di Asian Games.
Apakah medali emas ini sekaligus jadi pembuktian kepada mereka yang sebelumnya mengkritik?
Sebenarnya saya hanya ingin membuat saya percaya diri sendiri. Kalau sekadar menunjukkan pada orang lain bahwa saya bisa juara, saya juga kurang suka dengan kalimat itu.
(Baca Juga: Jonatan Christie Kurang Berkenan dengan Histeria Penonton Soal Selebrasi Buka Kaus?)
Saya mau bahwa gelar ini untuk saya sendiri bisa makin percaya diri hingga ke depannya bisa lebih baik.
Di Asian Games 2018, pertandingan mana yang paling berat?
Semua bisa dibilang berat, tetapi yang paling emosional adalah saat menghadapi Shi Yuqi (China/32 besar), Khosit Phetpradab (Thailand/16 besar), dan Kenta Nishimoto (Jepang/semifinal).
Jonatan Christie Sebut Kriteria Cewek Idaman, Begini Reaksi Kocak Netizen https://t.co/eL4oml04vT
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 31, 2018
Shi Yuqi adalah unggulan pertama, sementara saya baru kali ini bermain di nomor perorangan Asian Games sehingga sempat ragu walau akhirnya lolos.
Saat menghadapi Khosit, beban saya sebenarnya sudah agak lepas. Tetapi, justru Khosit yang bisa lebih rileks, sementara saya kurang maksimal. Saat bisa keluar dari situasi tersebut, ini yang membuat saya agak emosional.
Puncaknya saat menghadapi Kenta Nishimoto karena ini merupakan semifinal pertama saya tahun ini. Itu yang membuat saya berambisi menampilkan yang terbaik. Tetapi, saya lagi-lagi underperform seperti ketika melawan Khosit.
Ketika kemudian bisa keluar dari situasi tersebut, rasanya benar-benar puas sekali.
Apa beda dukungan penonton selama Asian Games 2018 dibanding sebelumnya?
Pasti ada berbeda. Pada individual event sebelumnya, seperti Indonesia Open, mayoritas yang hadir merupakan pecinta bulu tangkis.
Tetapi karena ini Asian Games, banyak yang hadir itu adalah mereka yang sebelumnya tidak pernah menyaksikan bulu tangkis sehingga jelas lebih ramai.
Saya sendiri bersyukur karena ini berarti semakin banyak lagi yang menyukai bulu tangkis.
Soal bonus yang disumbangkan untuk korban gempa Lombok, apakah ini ucapan spontan atau sudah direncanakan?
Sebelum semifinal melawan Kenta Nishimoto, saya sudah bernazar akan menyisihkan sebagian bonus untuk orang yang membutuhkan kalau seandainya bisa juara dan bonus cepat turun. Saat ini yang sangat membutuhkan adalah mereka yang di Lombok.
Tetapi, bukan hanya untuk korban gempa Lombok. Saya juga akan menyisihkan untuk team support yang selama ini sudah mendukung saya.
Asian Games ini kan tidak hanya 1-2 minggu karena kami juga sudah menggelar persiapan sejak tahun lalu.
Selama itu, ada tim support yang membantu, seperti tim dokter, tim masseur, tim masak, tim dari fisioterapi, hingga tim pelatih.
Kami semua merupakan kesatuan. Jadi, yang sukses bukan hanya saya, melainkan tim. Ini semua karena tim. Saya akan menyisihkan sebagian bonus untuk mereka juga.
Soal selebrasi buka baju, ini memang sudah dan akan jadi trademark?
Sebenarnya itu benar-benar secara spontan. Hal itu pertama kali saya lakukan di smeifinal saat menghadapi Kenta Nishimoto.
Saat itu momennya memang tepat karena pertandingan ramai.
Buka baju itu spontan karena saya bisa lepas dari tekanan, jadi tidak ada pikiran untuk menjadikan itu trademark. Itu cuma spontanitas.
Mungkin karena seperti saya katakan, yang hadir di stadion bukan cuma pecinta bulu tangkis dan histerianya agak berlebihan dan media juga melebih-lebihkan, akhirnya selebrasi ini jadi viral.
Bagaimana menanggapi histeria penonton itu?
Sebenarnya saya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, tetapi kalau dipakai untuk hal yang kurang tepat juga saya tidak berkenan.
Kalau penonton jadi senang karena melihat selebrasi saya ketika itu, saya juga tidak mempermasalahkan.
Hanya, sekali lagi saya jelaskan bahwa selebrasi itu bukan disengaja, melainkan tindakan spontan karena ini Asian Games pertama saya dan bisa melaju hingga semifinal, final, bahkan juara.
Sekarang semakin banyak penggemar. Buat Anda pribadi, bagaimana menjaga supaya bisa tetap fokus?
Pertama, saya sangat bersyukur karena tidak pernah menyangka bisa sejauh ini. Soal penggemar, sepanjang Asian Games ini saja, followers akun Instagram saya langsung bertambah drastis.
Saya betul-betul tidak menyangka karena memang tidak pernah memikirkan soal ini. Yang ada di kepala hanya bagaimana cara bermain dan menghadapi lawan.
Hal kedua adalah tetap latihan, tepatnya menambah yang kemarin masih kurang dan mempertajam yang sudah bagus.
Ada satu hal lagi yang bisa membuat saya tetap fokus, yakni perisakan (bully) dari netizen. Saya selalu screenshot dan simpan di ponsel supaya saat tengah berada di atas, saya tidak lupa dengan apa yang mereka katakan dan bisa memicu ketika saya di bawah.
Kamu ternyata punya channel Youtube pribadi. Bisa cerita soal ini?
Hahaha (tertawa). Sebenarnya ini cuma iseng karena saya suka melihat vlogger lain. Jadi, tahun lalu saya dapat libur dan muncul rasa iseng ingin membeli kamera dan peralatan lain. Setidaknya orang jadi bisa melihat apa yang saya lakukan di luar lapangan atau ketika bersama keluarga.
Tetapi ketika jadwal padat seperti tahun ini, saya tidak pernah sentuh lagi channel Youtube itu. Jadi, betul-betul karena iseng ingin mencoba.
Kamu punya hobi selain bulu tangkis?
Berenang, mendengarkan musik, bermain video game.
Sosok paling berarti dalam hidup pribadi?
Mapa, papa, dan nenek saya.
Sosok paling berjasa dalam karier?
Mama, papa, nenek, dan pelatih Hendry Saputra.
Tokoh dunia yang ingin ditemui?
Nelson Mandela, kisahnya sangat menginspirasi.
Apa yang ingin dicapai dalam karier ke depan?
Saya sudah dapat gelar di PON, level nasional. Saya juga sudah mendapatkan gelar level Asia Tenggara di SEA Games dan sekarang level Asia di Asian Games.
Mungkin target saya berikutnya adalah Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Saya rasa, semua atlet juga menginginkan hal yang sama.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar