Ada yang menarik saat penyelenggaraan final cabang olahraga atletik Asian Games 2018 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) beberapa waktu lalu.
Kala itu, tampak tribun penonton di samping trek hanya dipenuhi kurang dari 5000 penggemar dari kapasitas total 76.000 kursi yang disediakan oleh penyelenggara.
Padahal sebelum laga final digelar, area SUGK telah disterilkan agar memudahkan akses para penonton.
Dengan berbagai usaha itu, sayangnya tidak banyak penonton yang hadir.
Padahal pada gelaran olimpiade musim panas, cabang olahraga atletik justru menjadi primadona.
(Baca Juga: Muhammad Rian Ardianto: Kevin Sanjaya Itu Jahilnya Melebihi Fajar Alfian)
"Di Indonesia, orang tidak begitu akrab dengan atletik," kata Ahmed Solihin, kepala dukungan Asian Games 2018, dilansir BolaSport.com dari The Star.
Ahmed lantas menyebutkan beberapa cabang olahraga yang selalu diburu oleh penonton Indonesia seperti bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola.
"Tribun-tribun selalu penuh, bahkan jika Indonesia tidak bersaing," tambahnya.
Dengan kejadian bangku penonton yang sepi, Ahmed pun mencoba mensiasati.
Siasat tersebut diambil dari saran para pejabat tinggi Dewan Olimpiade Asia (OCA), sebuah badan yang mengawasi penyelenggaran Asian Games.
(Baca Juga: Bulu Tangkis Asian Games 2018 - Pelatih Akui Anthony Sinisuka Ginting Down karena Raih Perunggu)
Menurut Ahmed, OCA telah menyarankan untuk tidak menunjukkan kursi kosong dalam siaran televisi.
"Para pejabat OCA memberi petunjuk kepada kami untuk mencari angle kamera dengan cara yang berbeda," ujar Ahmed.
Pemandangan kursi kosong memang menjadi salah satu sorotan dalam penyelenggaraan Asian Games 2018.
Selain kurangnya minat masyarakat Indonesia terhadap cabang olahraga tertentu, masalah penjualan tiket serta kurang tepatnya penentuan jumlah kursi yang dijual untuk penonton menjadi faktor munculnya permasalahan tersebut.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar