Mantan pelatih tunggal putra Malaysia, Rashid Sidek, mengatakan bahwa budaya taruhan di kalangan pemain bukan sesuatu yang baru.
"Saya harus mengakui bahwa ini bukan sesuatu yang baru," kata Rashid dilansir BolaSport.com dari NST.
"Faktanya, ini bukan isu lokal karena pemain dari negara lain juga bertaruh di antara mereka selama pelatihan," ujarnya.
"Tentu saja ada bahaya untuk itu, yakni ketika tidak sadar dengan apa yang telah mereka lakukan. Jumlah yang dijadikan taruhan juga besar, ada motivasi untuk mendapatkan uang lebih banyak," ujar Rashid lagi.
(Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Asian Games 2018, Indonesia Terima Kritikan tentang 2 Hal Ini)
Pernyataan Rashid keluar menyusul beberapa waktu lalu publik Malaysia digegerkan oleh klaim seorang sumber anonim tentang budaya taruhan.
Sumber tersebut menyebutkan para pemain melakukan taruhan selama berlatih, bahkan mendapatkan perlindungan dari pelatih.
Atas klaim tersebut, Rashid mengatakan memang tidak sepenuhnya salah.
Hal itu terjadi karena Rashid menilai bahwa aktivitas taruhan mungkin mendorong pemain untuk meningkatkan permainan mereka selama pelatihan.
Meski tidak salah, Rashid menambahkan aktivitas itu bisa mengarah kepada kecanduan yang serius.
"Sebenarnya itu semua tergantung pada situasi. Jika melibatkan pemain bertaruh pada hal-hal untuk mendukung permaianan seperti menambah minuman berenergi atau push-up, maka itu menjadi sesuatu yang berbeda," ujar Rashid lagi.
Ke depan, Rashid menginginkan budaya bertaruh di antara pemain selama pelatihan untuk ditangani secepat mungkin.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar