Jepang ternyata telah melakukan analisis tentang berlangsungnya Asian Games 2018 untuk bahan pertimbangan saat menyelenggarakan Olimpiade 2020 di Tokyo.
Pihak Jepang selama dua minggu terakhir telah mengamati sekitar venue Asian Games 2018 di Indonesia untuk mempelajari hal-hal yang dapat membantu Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade yang sukses pada 2020.
Pertama, Jepang mempelajari persoalan cuaca panas Indonesia yang mungkin juga akan terjadi di Olimpiade Tokyo 2020.
Oficial dan badan olahraga Jepang pun memanfaatkan cuaca di Indonesia untuk menguji cara penanggulangan serangan suhu panas yang diperkirakan bakal terjadi saat Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam Asian Games 2018, Federasi Asosiasi Atletik Jepang juga telah melacak suhu tubuh dan menganalisis keringat pelari-pelari mereka.
Mereka menyiapkan tas kecil seukuran telapak tangan yang berisi es untuk membantu mendinginkan atlet selama perlombaan.
Namun sejumlah pelari marathon Jepang mengatakan jika mereka tetap kesulitan menghadapi panasnya matahari Indonesia, meskipun ada pancuran di berbagai titik di sepanjang jalur lomba.
"Setiap pelari mulai memikirkan dan merancang metode yang lebih baik. Tapi kami masih memiliki ruang untuk perbaikan,” kata Tadasu Kawano, seorang pelatih yang terlibat dalam pelatihan pelari Jepang, dikutip BolaSport.com dari Japan Times.
(Baca Juga: Closing Ceremony Asian Games 2018 - Tampilkan K-Pop, Media Korsel Justru Soroti Warisan Budaya Indonesia)
Selain pelari, petenis Jepang juga menjajal metode penggunaan rompi es saat istirahat bermain.
Lalu pegolf menguji urin mereka setiap hari untuk mengoptimalkan tingkat hidrasi mereka.
Japanese Olympic Committee (JOC) telah meminta semua cabang olahraga untuk melaporkan langkah apa yang mereka ambil untuk mengalahkan panas Indonesia.
JOC akan bekerjasama dengan Japan Institute of Sports Sciences dalam mencari jawaban dari permasalahan yang ditemui dan data lain yang dikumpulkan.
(Baca Juga: Pemain asal Irak Dapat Julukan Baru di Bali United)
Hal kedua yang dipelajari Jepang dari Asian Games 2018 di Indonesia yakni masalah kemacetan.
Sebagai informasi BolaSporter, Jakarta dan Tokyo sama-sama memiliki populasi lebih dari 10 juta orang.
Komite Pengorganisasian Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo mengirim tim untuk menyelidiki dan menganalisis masalah transportasi.
Juru Bicata Olimpiade Tokyo 2020, Masa Takaya, mengatakan jika tim dikirim untuk melihat jaringan transportasi umum Jakarta yang berfungsi selama pertandingan.
Mereka mempelajari apakah atlet dapat melakukan perjalanan dengan cepat dan nyaman dari wisma atlet ke venue pertandingan.
Pada Asian Games 2018 sendiri, Jakarta menerapkan perluasan kebijakan ganijl-genap kendaraan bermotor untuk mengurangi kemacetan dan polusi.
Yang terakhir, sejumlah oficial mengatakan Tokyo telah banyak belajar dari Indonesia tentang menciptakan suasana festival.
Langkah yang diambil di antaranya mereplikasi sejumlah kedai makanan dan pertunjukan band yang terlihat di luar Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, maupun Jakabaring Sport City, Palembang.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | japantimes.co.jp |
Komentar