Musallam mengatakan eSports harus merampingkan badan-badan yang mengaturnya dan menghindari komersialisasi berlebihan sebelum dinyatakan lulus untuk memperoleh medali penuh di Asian Games 2022 mendatang.
Penulis: Samuel Agung Pratama
“Aturan dasar OCA adalah bahwa eSports harus memiliki alur pemerintahan yang baik. eSports harus memiliki satu badan yang mengatur mereka, seperti satu badan di Asia dan satu federasi dunia,” jelas Al-Musallam.
Pada Asian Games 2018 di Jakarta, terdapat 18 negara yang berpartisipasi di dalam enam nomor permainan berbeda, termasuk League of Legends yang merupakan salah satu permainan paling populer di dunia dengan lebih dari 27 juta pemain per harinya.
(Baca juga: Kebanjiran Kritikan Usai Closing Asian Games 2018, Siti Badriah: Hargai Usaha Kami!)
"Kami memahami bahwa eSports memang bersifat komersial, tetapi ajang ini tidak dapat lebih dikomersialisasikan. Jika tidak, eSports akan kehilangan nilai olahraganya," Al-Musallam menambahkan.
Al-Musallam juga menjelaskan bahwa eSports harus dijauhkan dari unsur-unsur kekerasan. Jika keluarga eSports belum mampu mengatasi masalah ini, eSports berpeluang untuk kehilangan tempatnya di Asian Games berikutnya.
"Kami memberi mereka bimbingan, kami memberi mereka saran, kami mendukung mereka dan menempatkan mereka di dalam permainan,"
Sebelumnya, eSports dinyatakan akan ambil bagian sebagai cabang olahraga resmi yang akan dipertandingkan pada Asian Games ke-19, di Hangzhou, Cina pada 2022 mendatang.
(Baca juga: Federasi Sepak Bola Spanyol Ungkap Keberadaan Luis Milla)
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Nytimes.com |
Komentar