Atlet timnas voli putri Indonesia, Aprilia Manganang ternyata pernah berjualan pisang goreng.
Performa Aprilia Manganang yang memukau di Asian Games 2018 membuat dirinya sukses mendapat perhatian masyarakat Indonesia.
Selain itu, gaya tomboy yang ditampilkan Aprilia Manganang juga menjadikannya sosok wanita yang diperhatikan masyarakat.
(Baca juga: Atlet yang Belum Meraih Medali Asian Games 2018 Tetap Dapat Bonus, Inilah Besarannya)
Dilansir BolaSport.com dari Grid, pevoli wanita berpostur 170 cm ini ternyata memiliki banyak kisah sedih di masa lalunya.
Aprilia Manganang ternyata berasal dari keluarga kurang mampu.
Sang ibu bekerja sebagai asisten rumah tangga, sedangkan ayahnya bekerja di KUD yang memiliki penghasilan pas-pasan.
Masalah ekonomi menjadikan Aprilia Manganang terbiasa bekerja keras sejak kecil dan mengerjakan pekerjaan laki-laki maupun perempuan seperti mencari kayu di hutan dan berjualan pisang goreng saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar.
"Keluarga aku memang latar belakangnya kurang mampu, mama itu cuma pembantu rumah tangga, terus bapak juga cuman kerja di KUD, itupun gajinya mungkin 300 - 400 (ribu) lah. Tapi memang pekerjaan aku tuh dari dulu didikan orang tua mengajarkan untuk mandiri. Jadi pekerjaan cowok atau cewek itu semua harus bisa," ucap Aprilia Manganang dikutip BolaSport.com dari Grid.
(Baca juga: Anak Buahnya Temui Suju saat Closing Ceremony Asian Games, Wishnutama: Pantes Ngilang)
Hal itu membuat Aprilia Manganang tidak pernah diundang ke ulang tahun teman-temannya lantaran dianggap tidak sanggup membeli kado.
"Iya mungkin karena lihat latar belakang keluarga aku. Kalau dulu kan kita ulang tahun identik dengan kado, jadi setiap ulang tahun itu harus bawa kado," lanjut Aprilia menjawabnya.
Kendati demikian, Aprilia Manganang menganggap hal itu merupakan suatu perjalanan hidup yang harus dijalani.
Berkat prestasi Aprilia Manganang di cabor voli, teman-temannya semasa kecil kini sering berkunjung ke rumahnya.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | grid.id |
Komentar