Negara-negara Afrika kerap disebut sebagai penguasa atletik. Bagaimana tidak, hampir seluruh nomor atletik yang diselenggarakan di tiap olimpiade dihiasi atlet-atlet Afrika berbakat. Pertanyaannya, dari mana mereka memiliki atlet tersebut.
Salah satu pejalan cepat senior Kenya, Eric Maugo Sikuku, mengatakan jika masyarakat Kenya percaya bahwa Tuhan memberi kelebihan fisik pada atlet-atlet Afrika.
“Negara kami tidak memiliki lahan yang subur seperti benua lain. Tapi, Tuhan selalu adil, maka mereka ciptakan manusia-manusia seperti kami,” kata Sikuku, kepada Bolasport.com, di tengah gelaran Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 di Malaga, Spanyol, Rabu (6/9).
Kenya adalah salah satu negara Afrika yang memiliki keunggulan di disiplin lari jarak jauh, termasuk nomor maraton.
Keunggulan tersebut bukan tanpa sebab, melainkan menjadi jawaban dari tidak adanya infrastruktur memadai untuk lari jarak pendek alias sprint.
“Nairobi, Ibu Kota Kenya, tidak memiliki stadion seperti ini (Sambil menunjuk Stadion Atletik Malaga, Spanyol), maka itu kami kesulitan untuk berlatih," tuturnya.
"Sementara untuk lari jarak jauh, kami bisa berlatih di manapun,” ujar Eric melanjutkan.
(Baca Juga: Turun di Kejuaraan Dunia, Dedeh Erawati Dalam Kondisi Prima)
Saat ini, perkembangan lari jarak jauh Kenya memang tengah di atas angin.
Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, pelari jarak jauh Kenya, Eliud Kipchoge, berhasil menyabet emas dengan total waktu 2 jam 8 menit 44 detik.
Di bawahnya, terdapat atlet Ethiopia dan AS, Feyisa Lilesa dan Galen Rupp, yang masing-masing mencatatkan waktu 2 jam 9 menit 54 detik dan 2 jam 10 menit 5 detik.
Tak hanya untuk putra, pelari jarak jauh putri Kenya pun adalah yang terbaik di dunia sejauh ini.
Ia adalah Jemima Sumgong, yang berhasil meraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dengan catatan waktu 2 jam 24 menit 4 detik.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar