Sprinter putri Indonesia, Dedeh Erawati, akhirnya menyelesaikan lari 100 meter Kejuaraan Dunia Masters 2018 di Stadion Ciudad de Malaga dengan hasil memuaskan.
Ia membawa pulang medali perak dengan catatan waktu 12,63 detik.
Dedeh Erawati hanya kalah dari sprinter Inggris, Lucy Evans, yang finis dengan waktu 12,41 detik.
Meski tidak berhasil mempertahankan emas yang sempat ia kantongi di Kejuaraan Dunia Masters 2016, Dedeh tetap puas.
Pasalnya, ia telah mengerahkan seluruh kemampuan di babak final.
“Biasanya jika tidak bisa meraih posisi pertama, selalu ada penyesalan setelah lomba. Tetapi, saat ini saya benar-benar puas,” kata dia kepada Bolasport.com yang hadir langsung di Malaga, Kamis (6/9/2018).
Benar saja, seperti dipantau Bolasport.com, tidak ada suasana duka setelah hasil tersebut.
Dedeh dan timnya malah mengucapkan syukur atas perak yang berhasil mereka bawa pulang ke Indonesia.
Melihat catatan waktu, performa Dedeh Erawati dalam dua hari perlombaan 100 meter terhitung meningkat.
Pada kualifikasi, ia menduduki posisi pertama heat empat dengan waktu 12,91 detik.
Sementara dalam babak final, ia menempati posisi kedua dengan waktu 12,77 detik.
Menurut pelatih Fahmy Fachrezzy, biasanya Dedeh mampu menuntaskan trek 100 meter dengan rasio 12-12,5 detik saja.
Namun, kurangnya persiapan menuju Kejuaraan Dunia Master Atletik 2018 di Malaga membuat Dedeh tidak bisa mencapai catatan waktu tersebut.
Seperti diketahui, Dedeh merupakan seorang pegawai negeri sipil yang bekerja untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dua bulan sebelum tampil di Malaga, agendanya dipadati kegiatan Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang.
Sebagai seorang PNS, ia tak bisa meninggalkan tanggung jawabnya.
Salah satu kegiatannya, dengan status sebagai olimpian Indonesia, Dedeh dipercaya membawa obor Asian Games 2018 dalam kirab obor di Lampung.
Tontowi Ahmad Bicara soal Calon Tandemnya Setelah Liliyana Natsir Pensiun #BanggaAtletKita #SemuaUntukIndonesia https://t.co/qvNR0AFGtD
— BolaSport.com (@BolaSportcom) September 6, 2018
Selain kurangnya persiapan, mengetatnya persaingan di nomor 100 meter kategori usia 35-39 menjadi alasan lain hasil tersebut.
Lucy Evans merupakan pendatang baru dalam dunia masters, di mana baru pertama kali bertemu dengan Dedeh.
Namun, sama seperti Dedeh, Fahmy Fachrezzy pun merasa lega dengan medali perak itu.
“Hasil itu sudah sangat baik bagi kami. Dengan minimnya persiapan dan ketatnya persaingan, Dedeh masih beruntung mendapatkan medali perak,” tutur Fahmy.
Fahmy pun mencatat beberapa evaluasi untuk atletnya. Misalnya, Dedeh sempat melakukan sedikit kesalahan saat melakukan akselerasi di starting block.
Dedeh tak punya waktu lama untuk beristirahat. Hari ini, Jumat (7/9/2018), di Stadion Universitas City Sports Centre, ia akan mengikuti kualifikasi nomor 200 meter.
Perlombaan ini akan menjadi rivalitas kedua antara Dedeh dan seteru barunya, Lucy.
Jika berhasil menuntaskan kualifikasi dengan sempurna, Dedeh akan melenggang ke babak semifinal dan final yang digelar pada Sabtu (8/9/2018).
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar