Donald Santoso merupakan salah satu sosok penting dalam timnas bola basket kursi roda Indonesia.
Dia adalah kapten tim sekaligus pengagas basket kursi roda Indonesia. Meski dia bisa berdiri dan berjalan pelan, Donald akan memperkuat Indonesia pada Asian Para Games 2018, 6-13 Oktober mendatang.
"Saya pindah ke Indonesia pada 2017 setelah lulus S2 dari Arizona State University. Tujuannya, ingin membantu mengembangkan cabang olahraga ini dan membentuk timnas," kata Donald dalam kunjungan ke Tabloid BOLA, Palmerah, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Donald mengalami cedera 12 tahun lalu saat berlatih menjelang pertandingan antar SMA di Jakarta.
Saat melompat, Donald merasakan sesuatu yang berbunyi di kakinya. Tetapi, dia tidak menghiraukannya.
Saat pertandingan, Donald masih bisa tampil percaya diri. Namun, saat mendapat bola kakinya tidak bisa digerakkan.
Dia selanjutnya melakukan check-up ke rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa lututnya bermasalah. Saat itu, mentalnya menurun dan dia mulai merasa sendirian.
Setelah menjalani operasi ketiga, Donald memutuskan kembali ke Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Donald menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), juga di AS.
Donald selanjutnya masuk Berkeley University of California. Dia mencoba masuk dalam tim basket, namun dia belum masuk kualifikasi disabilitas.
Donald mencoba untuk terus memulihkan lututnya. Namun, operasinya kembali gagal.
Saat melanjutkan S2 di Arizona State University, Donald akhirnya masuk tim dan dipercaya sebagai kapten tim universitas.
Dua tahun membela tim kampusnya, Donald mendapat tawaran bergabung dengan klub dan menjadi salah satu skuat tim basket kursi roda Phoenix Suns.
Dua tahun bersama Phoenix Suns, Donald kembali ke Indonesia pada 2017. Dia ingin mengabdikan dirinya untuk Tanah Air melalui pengembangan basket kursi roda.
"Saat kembali ke Indonesia saya mengalami kesulitan untuk transfer ilmu karena sistemnya berbeda, sumber dayanya juga berbeda. Prosesnya lebih sulit," aku Bapak satu anak ini.
(Baca juga: Jelang Asian Para Games 2018 - Curhat Mantan Kiper yang Perkuat Timnas Basket Kursi Roda Indonesia)
"Tantangan pertama adalah mencari tempat latihan yang aman, bagus dan berstandar tinggi. Saat latihan di Solo, lapangannya bergelombang dan itu membuat atlet rentan cedera," ujar Donald.
Meski begitu, Donald tidak menyerah. Dia ingin olahraga basket kursi roda berkembang dengan membentuk klub Jakarta Swift Wheelchair Basketball untuk anak usia 10-15 tahun.
Dia juga ingin menggalakkan program pemberian kursi roda di daerah bagi kaum disabilitas.
Pada Asian Para Games 2018, basket kursi roda akan diikuti oleh 10 tim putra dan 6 tim putri. Negara kuat dalam olahraga ini adalah Iran, Jepang, Korea, dan China.
"Kami tidak membidik target medali. Yang penting, kami membaik dari hari ke hari karena lawan cukup berat. APG menjadi batu loncatan bagi kami dari nothing menuju top," ucap Donald.
"Kami akan jalani pertandingan satu demi satu. Kami lebih mengutamakan proses setelah menjalani pelatnas selama 10 bulan di Solo."
Menurut Donald, dia ingin kepercayaan pemain terus meningkat hingga tim resmi berlaga pada Asian Para Games 2018.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar