Kathryn Mayorga mengaku telah mengalami masa-masa sulit usai menjadi korban tindakan asusila yang dilakukan Cristiano Ronaldo.
Kathryn Mayorga mengaku menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan Cristiano Ronaldo di sebuah apartemen mewah Las Vegas, Palms Casino Resort ketika ia berusia 25 tahun.
Kejadian itu membuat Mayorga mengalami depresi berat hingga berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Setelah Mayorga berusia 34 tahun, ia memberanikan diri untuk mengungkap kasus tersebut.
(Baca juga: Timnas Malaysia untuk Kali Pertama Panggil Pemain Naturalisasi Murni untuk FIFA Matchday)
Wanita asal Amerika Serikat itu telah menyerahkan berbagai bukti kepada pengacaranya, Larissa Drohobyczer agar kasus itu segera tuntas.
"Dia (Mayorga) menjelaskan bahwa sejak mengalami kekerasan seksual tahun 2009, dia telah mengalami depresi, gangguan pikiran, keinginan bunuh diri, kecanduan alkohol, serta kesulitan bersosialisasi," ujar Larissa Drohobyczer kepada wartawan, Rabu (3/10/2018).
Dari hasil pemeriksaan psikiatri, Drohobyczer mengatakan jika kliennya telah mengalami depresi berat dan gangguan stres pasca trauma terkait dugaan penyerangan seksual.
(Baca Juga: Tak Bisa Membela Juventus, Cristiano Ronaldo Ajak Georgina Rodriguez untuk Jadi Mata-mata)
Kathryn Mayorga mengajukan gugatan kepada Cristiano Ronaldo pada 27 September 2018 lalu.
Rincian gugatan Mayorga pun dipublikasikan oleh media Jerman "der Spiegel" pada 29 September.
Kini kasus tuduhan pemerkosaan itu tengah diproses secara hukum.
Kathryn Mayorga mempunyai keberanian untuk menyuarakan jeritan hatinya setelah mendapat dukungan dari para wanita yang telah mengalami insiden serupa.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | huffingtonpost.com |
Komentar