"Sebelumnya, saya sudah bermain bulu tangkis dan bergabung dengan Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC) pada 2011 di Serpong, Banten," ucap sulung dari empat bersaudara ini.
Dalam kurun waktu 2011-2013, Dheva sempat mengikuti sirkuit nasional (sirnas) di nomor tunggal remaja dan ganda.
"Saya tertabrak motor di kampung halaman saya di Kuningan, Jawa Barat saat sedang berjalan kaki. Setelah tertabrak, saya jatuh dan dibawa ke rumah sakit," tutur Dheva.
Menurut Dheva, pihak rumah sakit mengatakan bahwa dia tidak mengalami masalah saat diperiksa. Tetapi, secara perlahan salah satu tangan Dheva tidak bisa digerakkan seperti semula.
"Jadi, tangan saya terlambat ditangani," aku Dheva.
(Baca Juga: Asian Para Games 2018 - Pembukaan Tenpin Bowling Dimeriahkan Tari Tradisional)
Setelah kecelakaan tersebut, pria kelahiran Kuningan 5 Desember 1998 ini sempat vakum dari bulu tangkis selama 3 tahun untuk melanjutkan pendidikan.
"Setelah berhenti, saya mendapat panggilan dari SGS Elektrik pada Maret 2016 untuk mengikuti Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) pada Oktober 2016. Hasilnya, saya dapat medali emas," tutur Dheva.
"Orangtua semula tidak setuju saya kembali bermain para bulu tangkis karena sebelumnya saya seperti orang pada umumnya.Tetapi, saya tidak mau merepotkan orangtua dan mencoba kembali berlatih. Barangkali saya bisa menjadi juara," ujar Dheva.
Setelah itu, 2017 putra dari pasanga Aan Suparman dan Rita Rusliana ini mulai menyiapkan diri pada ASEAN Para Games 2017 Malaysia dan lolos kualifikasi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar