Ajang WTA Finals 2018 dipenuhi delapan petenis putri terbaik dunia. Tiga di antaranya berasal dari Eropa Timur.
Penulis: Melvina Tionardus
Catatan ini semakin mengukuhkan negara-negara di kawasan Eropa Timur yang sejak dulu dikenal akan kehebatan para petenisnya.
Perjalanan mereka untuk bisa menembus peringkat 10 besar dunia berbeda-beda kecuali satu hal yang sama yakni mereka hanya menimba ilmu dari tanah kelahirannya sendiri.
Pertama, ada petenis Republik Ceska, Petra Kvitova. Petenis berusia 28 tahun ini sekarang menduduki peringkat kelima dunia dalam peringkat WTA.
Kvitova mengenal tenis dari sang ayah, Jiri Kvita. Petenis bertangan kidal ini menghabiskan masa kecilnya dan berlatih di kota kecil Fulnek, Republik Ceska.
Dalam usia 16 tahun, ia pindah ke kota Prostejov untuk berlatih di bawah asuhan pelatih David Kotyza yang juga berkebangsaan Republik Ceska.
Hingga kini, dirinya baru mengoleksi dua gelar Grand Slam yakni dari ajang Wimbledon pada 2011 dan 2014.
Petenis putri lainnya, Karolina Pliskova juga berkebangsaan Republik Ceska. Usianya lebih muda dua tahun dari Kvitova.
Pliskova mulai bermain tenis saat masih berumur empat tahun di klub lokal kota kelahirannya, Louny. Bersama saudari kembarnya, Kristyna yang juga bermain tenis akhirnya mereka berlabuh ke klub Sparta Prague.
Baca juga:
- WTA Finals 2018 - Elina Svitolina Tembus Partai Puncak Usai Menangi Duel 2 Jam 37 Menit
- Saat Martina Navratilova Memprediksi Juara WTA Finals 2018
Klub tenis di ibu kota Praha ini telah melahirkan banyak petenis internasional, termasuk Petra Kvitova.
Sampai saat ini, Pliskova belum pernah merasakan gelar Grand Slam satu kali pun. Prestasi terbaiknya hanya sebagai runner-up saat US Open 2016 yang kala itu ia kalah dari Angelique Kerber. Kini Pliskova bertengger di peringkat kedelapan WTA.
Terakhir, Elina Svitolina petenis yang masih berusia 24 tahun asal Ukraina. Svitolina pertama kali bermain tenis saat usia lima tahun karena melihat sang kakak laki-laki yang juga bermain tenis.
Pada usia 13 tahun, ia bersama keluarganya pindah ke Kharkiv setelah seorang pengusaha bernama Yuriy Sapronov bersedia mensponsorinya untuk menjadi pemain profesional.
Di awal kariernya, Svitolina juga pernah ditawari untuk pindah kewarganegaraan dengan iming-iming pendanaan latihan dalam jumlah besar, tetapi ia menolaknya.
Performa Svitolina dalam turnamen Grand Slam juga belum terlalu cemerlang. Pada Australiann Open awal tahun ini, ia baru mencicipi sampai babak perempat final.
Meski begitu, malam ini bertempat di Singapore Sports Hub, Singapura Svitolina akan menantang petenis Amerika Serikat, Sloane Stephens, dalam laga final WTA Finals 2018.
Adapun Kvitova harus pulang lebih dulu setelah dikalahkan Pliskova pada Kamis (25/10/218), dengan skor 6-3, 6-4.
Satu hari berselang, Pliskova juga harus mengakui ketangguhan Sloane Stephens dalam pertandingan tiga gim 6-0, 4-6, 1-6.
View this post on InstagramHai BolaSporter, mari kita resapi semangat sumpah pemuda dan bersatu untuk Indonesia! #sumpahpemuda
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar