Ada cerita sedih di balik kekalahan pasangan ganda campuran nasional Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, pada babak kesatu turnamen Fuzhou China Open 2018 yang berlangsung di Haixia Olympic Sports Center.
Hafiz/Gloria gagal melangkah ke babak kedua setelah dikalahkan wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, 15-21 9-21, Selasa (6/11/2018).
Kekalahan telak itu tidak lepas dari kondisi fisik Hafiz yang tengah kurang fit.
Hafiz mengaku menahan ngilu dan meriang saat menghadapi peraih medali emas SEA Games Kuala Lumpur 2017 tersebut.
"Saya sedang tidak enak badan, bukan flu sih, tapi badan saya panas dan ngilu-ngilu," ujar Hafiz yang dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
Hafiz bahkan sempat kepikiran untuk retired di tengah pertandingan dengan alasan tidak enak badan.
"Di game pertama coba maksa, tetapi di game kedua sudah tidak kuat. Sebenarnya tadi saya mau mundur, tapi saya ragu," kata Hafiz.
Fuzhou China Open 2018
XD - Round of 32
Dechapol PUAVARANUKROH
21 21 Sapsiree TAERATTANACHAI
15 9 Hafiz FAIZAL
Gloria Emanuelle WIDJAJAin 34 minutes
— BWFScore (@BWFScore) November 6, 2018
https://t.co/p0hFsyAaX2
Akibat kondisi yang tidak mendukung inilah Hafiz/Gloria kalah dari Puavaranukroh/Taerattanachai dalam waktu 34 menit.
Baca Juga:
- Jadwal Fuzhou China Open 2018 - Marcus/Kevin dan 6 Wakil Lain Siap Bertarung pada Hari Pertama
- Lee Chong Wei Bakal Adakan Konferensi Pers Pekan Ini
Padahal menurut Hafiz/Gloria, permainan pasangan lawan tidak terlalu agresif hanya saja penempatan bola mereka sulit dijangkau.
Kondisi ini, ditambah dengan Hafiz yang kurang sehat, menjadi peluang bagi Puavaranukroh/Taerattanachai untuk mendulang poin.
Dengan kekalahan Hafiz/Gloria, Indonesia dipastikan baru punya satu wakil ganda campuran pada babak kedua Fuzhou China Open 2018.
Satu wakil itu adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang meraih kemenangan 21-17, 21-19 atas wakil Malaysia, Goh Soo Huat/Shevon Jemie Lai, dalam waktu 36 menit.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar