Tak bisa disangkal, tahun 2018 ialah tahun yang penuh dengan event olahraga paling bergengsi di dunia.
Selain Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang, Indonesia, para penggemar sepak bola juga dimanjakan dengan suguhan Piala Dunia 2018 di Rusia.
Piala Dunia 2018 berlangsung di 11 kota di Rusia sejak 14 Juni sampai 15 Juli, sementara Asian Games 2018 digelar pada 18 Agustus-2 September lalu.
Meski lebih dulu bergulir dan merupakan kompetisi tingkat dunia, pada faktanya Piala Dunia 2018 bukanlah event olahraga yang paling populer di Twitter.
Baca juga:
- Anthony Ginting Jadi Atlet Indonesia yang Paling Banyak Dibicarakan di Twitter
- Bekas Peralatan Asian Games 2018 Resmi Dihibahkan ke 31 Induk Cabang Olahraga
Berdasarkan pantauan BolaSport.com dari acara bertajuk #RameDiTwitter yang digagas Twitter Indonesia, Rabu (5/12/2018), Piala Dunia 2018 hanya menempati urutan kedua pada kategori "Tagar Olahraga yang Paling Banyak Digunakan".
Event sepak bola yang diikuti 32 negara dan memakai tanda pagar (tagar) alias hashtag World Cup (#WorldCup) itu kalah dalam urusan jumlah penggunaan bila dibanding dengan Asian Games 2018.
Pesta olahraga negara-negara Asia yang memilih memakai tagar sama dengan nama event itu, #AsianGames2018, menguasai daftar "Tagar Olahraga yang Paling Banyak Digunakan" sepanjang tahun ini.
Sementara itu, di posisi ketiga sampai kelima berturut-turut ditempati oleh tagar #PersijaDay, #PersibDay, dan #TimnasDay.
Asian Games 2018 memang layak menjadi buah bibir utama pada tahun ini.
Selain fakta bahwa penyelenggaraan Asian Games 2018 berada di Indonesia, salah satu negara dengan pengguna Twitter teraktif di dunia, event multiolahraga itu juga menjadi salah satu yang paling dikenang secara positif oleh para negara-negara peserta.
Bahkan, Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach dan Presiden Olympic Council of Asia (OCA) Ahmed Al Fahad tak segan menyanjung kesuksesan Inasgoc dalam menggelar Asian Games 2018, baik dari segi pertandingan, venue, akomodasi, hingga seremoni pembukaan dan penutupan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : |
Komentar