Baca juga:
- Mantan Karateka Nasional Kini Aktif Populerkan Olahraga Strong by Zumba
- Kemenpora Diharapkan Lebih Memperhatikan Legenda Olahraga di Pelosok Tanah Air
- Mantan Karateka Nasional Ini Ingin Masukan Program Strong by Zumba dalam Program Latihan Atlet Indonesia
"Saya pilih strong by zumba karena ada hubungannya dengan kegiatan saya selama berkarier di karate. Karena itu muncul keinginan menginspirasi para mantan atlet Indonesia karena pendapatannya juga lumayan besar dalam kisaran dolar. Transportasi dan hotel juga ditanggung," ucap Umar.
Menurut Umar, beberapa mantan atlet sudah ada yang memilih menjadi instruktur strong by zumba yakni Jintar Simanjuntak dan Christo Mondolu (mantan karateka nasional), Christo Mondolu dan Fransiska Valentina (mantan atlet taekwondo).
"Untuk menjadi instruktur strong by zumba perlu investasi 320 USD. Kalau jadi instruktur harus master yang mengajar. Makanya saya banyak belajar. Bagi yang mau jadi instruktur modalnya bisa presenting, karena berbicara biasa dan saat live itu berbeda. Saya ingin mengubah mind set mereka. Semua orang bisa melangkah, apalagi ada kesempatan seperti itu," ujar Umar.
"Mantan atlet dan atlet sudah mempunya dasar latihan fisik, tinggal bagaimana dikolaborasi agar menjadi instruktur dan presenter. Apalagi, program ini sudah dua tahun booming. Di seluruh dunia, ada 350.000 orang mengambil kelas strong by zumba setiap minggunya. Banyak artis fitness selebritis yang ambil strong by zumba," ucap Umar.
Berbeda dengan zumba yang menggabungkan musik dengan aliran latin, hip-hop, dan lagu-lagu dari mancanegara, strong by zumba menggunakan musik dengan irama lebih cepat seperti musik beraliran EDM, techno, house, dubstep dan hip-hop.
Musik ini secara khusus dibuat agar selaras dengan setiap gerakan melalui reverse engeneering. Hal ini tak lepas dari konsep "Perfect Sync" atau "Sinkronisasi Sempurna" yang berperan penting dalam strong by zumba.
Satu jam sesi kelas Strong by zumba dapat menstimulasi pembakaran kalori yang tinggi berkat interval dan tingkat intensitas di dalam kelas yang berbeda. Tidak hanya selama sesi berlangsung, tetapi juga setelahnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar