Sistem tie-break akan digunakan pada turnamen Grand Slam pertama tahun 2019, Australian Open. Pemakaian ini bakal menjadi yang pertama sepanjang sejarah tenis dunia.
Kepastian dipakainya tie-break pada set terakhir pertandingan lahir setelah penyelenggara Australian Open mencapai kata sepakat.
Dengan demikian, ketika laga pada set final menyentuh skor 6-6, maka petenis pertama yang mencapai poin ke-10 akan keluar sebagai pemenang.
"Kami percaya bahwa sistem ini akan memberi keuntungan terbaik bagi para pemain dan juga penggemar tenis di seluruh dunia," ucap Direktur Turnamen Australian Open Craig Tiley.
(Baca juga: Roger Federer Berencana Kembali ke Lapangan Tanah Liat pada Musim 2019)
"Kami memutuskan untuk menggunakan poin kemenangan di angka 10 setelah kedudukan imbang 6-6 pada set final demi memastikan para penggemar mendapatkan laga spesial dari persaingan epik di antara para pemain," kata dia.
"Dengan adanya tie-break, kemungkinan untuk terjadinya kejutan atau perubahan momentum dalam pertandingan cukup besar," ujar Tiley lagi.
Regulasi baru ini akan diterapkan sejak putaran kualifikasi pada semua nomor pertandingan, termasuk untuk nomor-nomor pertandingan disabilitas.
Sebelumnya, penyelenggara Wimbledon juga memastikan turnamen mereka akan menggunakan tie-break pada set terakhir mulai tahun depan.
Perubahan pada turnamen Grand Slam tertua itu terjadi setelah laga set terakhir babak semifinal antara Kevin Anderson (Afrika Selatan) dan John Isner (Amerika Serikat) berlangsung nyaris tiga jam.
Meski keluar sebagai pemenang dengan skor 26-24, Anderson meminta penyelenggara turnamen tenis untuk memikirkan ulang format pertandingan.
View this post on Instagram
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar