Tiga pebulu tangkis tunggal putri papan atas dunia, Carolina Marin (Spanyol), Pusarla Venkata Sindhu, dan Saina Nehwal (India) kembali melontarkan kritik kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) soal aturan mengikuti 12 turnamen dalam setahun.
Kritik tersebut sebenarnya sempat mereka layangkan saat BWF mengeluarkan aturan baru sejak awal kalender kompetisi 2018.
Dalam aturan baru itu dijelaskan bahwa 15 pebulu tangkis teratas dunia di setiap sektor wajib mengikuti setidaknya 12 turnamen per musim.
Jika tidak, mereka akan dikenai denda cukup besar oleh BWF.
Carolina Marin, Pusarla Venkata Sindhu, dan Saina Nehwal meminta BWF melakukan penjadwalan ulang turnamen dengan menerapkan turnamen model Grand Slam seperti cabang olahraga tenis.
Seperti dilansir BolaSport.com dari Times of India, jumlah kompetisi yang diadakan dalam satu tahun kalender berkontribusi pada cedera yang diderita oleh para pemain.
Nehwal mempertanyakan jumlah turnamen yang diadakan oleh BWF dan menyarankan agar organisasi tersebut mengadakan empat atau lima event Grand Slam setiap tahun.
Marin yang mengalahkan Sindhu pada final Olimpiade Rio 2016 memberikan kritik cukup pedas terhadap BWF.
Baca juga:
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | times of india |
Komentar