Akibat kasus pengaturan skor, klub Liga 2, PSMP Mojokerto Putra mendapat sanksi larangan ikut serta pada kompetisi tahun depan oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Jumlah peserta kompetisi untuk Liga 2 musim 2019 pun menjadi pertanyaan akibat permasalahan di atas.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi belum bisa menentukan sikap terkait hal tersebut.
COO PT LIB, Tigor Shalomboboy menyebut bahwa pihaknya bakal menyerahkan masalah ini kepada PSSI terkait penentuan jumlah peserta kompetisi.
"Itu kewenangan PSSI dalam menentukan jumlah peserta kompetisi. Kasus ini kami serahkan ke PSSI karena mereka punya badan yudisial," kata Tigor kepada wartawan.
"Itu kewenangan PSSI untuk menentukan jumlah peserta kompetisi. Jadi dari segi regulasi kami mengatur tentang promosi dan degradasi, tapi karena ada keputusan lain yang muncul dari PSSI," ujarnya menambahkan.
(Baca juga: Dipanggil Satgas Anti-Mafia Bola, PT LIB Bantah Terlibat Pengaturan Skor Laga PSS dan Madura FC)
Klub juara Liga 2 2018, PSS Sleman pun juga terancam gagal promosi ke Liga 1 karena dugaan pengaturan skor.
Itu artinya Liga 1 musim 2019 pun juga berpotensi kehilangan salah satu pesertanya.
"Hukuman tehadap PSS Sleman itu bisa saja muncul dari kepolisian, entah apakah tindak pidana yang dilakukan oleh mereka," tuturnya.
"PSMP dihukum tanpa ada panggilan dari kepolisian. Tapi karena mungkin ada laporan atau pemberitaan yang mencurigakan, Komdis PSSI melakukan investigasi kemudian memutuskan," ucapnya.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar