Mantan manajer PSS Sleman, Sismantoro memenuhi panggilan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di Jakarta pada Kamis (10/1/2019).
Pemanggilan ini terkait dengan dugaan pengaturan skor yang terjadi di laga antara PSS Sleman kontra Madura FC di kompetisi Liga 2 2018.
Pada pertemuan yang sekira satu jam tersebut, Sismantoro dimintai keterangan oleh Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin, beserta jajaran.
"Kaitannya dengan masalah pengaturan skor, sudah kami jelaskan. Termasuk soal pertandingan melawan Madura FC. Yang pasti, kami jelaskan apa adanya, tidak ada yang kami tutup-tutupi," kata Sismantoro dikutip dari Tribun Jogja pada Jumat (11/1/2019).
(Baca Juga: Rumor Transfer Liga 1 2019 - Frets Butuan Pamit dari PSMS, Persib Jadi Batu Loncatan?)
Sempat Ditolak Persib, Striker Ini Sukses Rebut Trofi Pertama Musim 2019 https://t.co/pIkGjx5aXy
— BolaSport.com (@BolaSportcom) January 11, 2019
Januar mengaku mendapatkan tawaran uang sebesar Rp 100-150 juta dari anggota Exco PSSI kala itu, Hidayat, agar Madura FC mengalah dari tuan rumah PSS di babak penyisihan grup wilayah Timur Liga 2 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada 2 Mei 2018.
Pada babak 8 besar, kontroversi kembali berlanjut kala tim berjulukan Elang Jawa itu unggul tipis 1-0 atas Madura FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Beberapa kejadian di laga tersebut dianggap janggal mulai dari adanya pergantian wasit di tengah jalannya pertandingan dan gol bunuh diri Chairul Rifan yang salah mengantisipasi crossing pemain PSS, Ilham Irhaz.
Selain itu, gol tersebut juga menuai protes lantaran Ilham Irhaz berada dalam posisi offside saat menerima umpan sebelum melepas crossing yang berbuah gol bunuh diri.
(Baca Juga: Curhat Firza Andika Setelah Pulang dari Trial di Eropa)
"Kaitannya dengan penyisihan dan 8 besar, ya kami memang tidak pernah komunikasi dengan Hidayat itu, tidak pernah. Saya sampaikan, itu kan bisa dilacak lewat Forensik IT. Kami tidak terlibat," ucap Sismantoro.
Lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut, Komdis PSSI juga menyinggung soal peran Danilo Fernando di PSS musim lalu.
Mantan pemain Persik Kediri itu merupakan menantu dari Vigit Waluyo, di mana Vigit sering disebut-sebut sebagai dalang match fixing.
Namun, Sismantoro menjelaskan kepada Komdis PSSI, bahwa Danilo memiliki peran sebagai pemantau bakat, atau talent scouting yang diproyeksikan untuk tim U-17 dan U-19.
"Semua sudah tahu kan, Danilo mengajukan lamaran ke Sleman, kaitannya dengan pencarian bakat. Dari awal, semua sudah tahu, tujuannya untuk mencari bakat, mencari potensi-potensi yang bisa direkrut PSS," ujar Sismantoro lagi.
"Jadi, kemarin dari PSS yang datang saya sendiri, yang diundang kan saya, karena manajer musim lalu. Saya sampaikan tugas-tugas manajer saya apa, tidak ada yang ditutup-tutupi. Insyaallah, tidak ada masalah untuk PSS. Aman," tuturnya mengakhiri.
(Baca Juga: Persib Bandung Buka Opsi Rekrut Bek Asing Asia)
(Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Eks Manajer PSS Sleman Penuhi Panggilan Komdis PSSI)
View this post on Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | jogja.tribunnews.com |
Komentar