Tepat pada hari ini 11 tahun silam, atau 16 Januari 2008, catatan hitam menggores dunia sepak bola Indonesia.
Murka suporter fanatik Arema, Aremania bergejolak di Stadion Brawijaya, Kediri, Rabu (16/1/2008).
Aremania tersulut amarah ditenggarai atas buruknya kepemimpinan wasit dalam laga Arema versus Persiwa Wamena.
Pertandingan Arema kontra Persiwa di Stadion Brawijaya, Kediri adalah laga lanjutan babak 8 besar Liga Indonesia 2008.
Wasit pemimpin laga, Djadjat Sudrajat dinilai berat sebelah, terlebih tiga gol Arema sempat dianulir.
Tiga gol Arema yang dianulir tersebut dua dibuat oleh Patricio Morales dan satu lainnya diceploskan Emile Mbamba.
Sejak gol kedua Pato, sapaan akrab Patricio Morales dianulir, emosi Aremania mulai tampak.
Aremania sudah berulah dengan memukul kepala seorang asisten wasit sampai pingsan.
Sebelum itu, Pato pun sempat membuat gol tetapi dianulir karena dianggap hands ball.
Kemarahan Aremania memuncak pada menit ke-70. Pertandingan pun dihentikan. Saat itu Persiwa memimpin kedudukan sementara 2-1.
Dua gol Persiwa Wamena dibuat Peter Rumaropen (28' dan 65'). Sementara gol semata wayang Arema diciptakan Emile Mbamba (66').
Baca Juga:
- Musim 2019, Persija Jakarta Ada di Setiap Lini Bali United
- Timnas U-22 Indonesia, Potensi Trio Papua Kuasai Lini Penyerangan
- Rohit Chand Menuju Klub Australia Central Coast Mariners?
Geram, Aremania menginvasi lapangan. Wasit Djadjat Sudrajat pun menjadi sasaran utama.
Keadaan saat itu mendadak chaos. Aremania memenuhi lapangan, fasilitas stadion jadi mangsa empuk.
Dua gawang tampak dibakar, beberapa titik lapangan Stadion Brawijaya pun ikut dilalap si jago merah.
Aremania saat itu datang dengan jumlah banyak. Terpantau sekitar 40 bus diberangkatkan dari Kota Apel menuju Kediri.
Padahal sebelum laga digelar, perwakilan Aremania sempat menandatangani kontrak keamanan dengan panpel.
Padahal sebelum laga digelar, perwakilan Aremania sempat menandatangani kontrak keamanan dengan panpel.
Dalam kontrak tersebut berisikan perjanjian untuk tidak melakukan semua tindakan berbentuk kerusuhan.
Namun hitam di atas putih tak berlaku. Amarah Aremania terlanjur sulut, tragedi "Kediri Obong" sudah terjadi.
Akibat kerusuhan itu, banyak aspek yang terkena imbas. Beberapa rumah warga sekitar dirusak.
Lampu jalanan sekitar Stadion Brawijaya, Kediri padam. Aremania terlibat baku hantam dengan warga sekitar.
Setelah kejadian itu, pihak Aremania menyatakan permintaan maaf melalui surat resmi.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar