"Fitriani memang awalnya jadi salah satu pemain muda yang diharapkan. Namun, karena Tuhan belum memberi rezeki, dia jadi bahan bully masyarakat. Terutama di ranah media sosial, jahatnya minta ampun. Warganet asal ngomong dan nggak tahu situasinya. Proses kematangan itu butuh waktu," ucap Susy.
Baca Juga:
- From Zero to Hero, Fitriani Sumbang Gelar BWF World Tour Pertama untuk Tunggal Putri Indonesia
- Lin Dan Jadi Satu-satunya Unggulan Kesatu yang Gagal di Final Thailand Masters 2019
Pelatih dan jajaran pengurus PBSI terus memberi dukungan pada Fitriani untuk bangkit dan menyumbangkan gelar pertama Indonesia pada 2019.
Susy tidak segan menyebut Fitriani menyelamatkan muka Indonesia pada turnamen Thailand Masters 2019.
"Sektor tunggal putri melalui Fitriani menyelamatkan muka Indonesia di Thailand Masters 2019. Mudah-mudahan bisa menjadi motivasi bagi atlet putri lain, tak hanya di nomor single, tetapi juga di double," ucap peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Fitriani mengawali perjuangan pada Thailand Masters 2019 dengan mengalahkan pebulu tangkis asal Malaysia, Lee Ying Ying.
Selanjutnya, dia berturut-turut sukses menaklukkan Nitchaon Jindapol (Thailand), Yeo Jia Min (Singapura), Deng Joy Xuan (Hong Kong), dan terakhir Ongbamrungphan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar