BOLASPORT.COM - Victoria Pendleton yang merupakan mantan atlet balap sepeda mengalami depresi dan hampir bunuh diri.
Pendleton adalah peraih sembilan kali gelar juara dunia untuk olahraga balap sepeda. Wanita asal Inggris ini juga meraih medali emas pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.
Setelah pensiun dari balap sepeda, Pendleton pun beralih profesi menjadi joki berkuda.
Wanita yang kini berusia 28 tahun ini mengaku pernah mengalami masalah mental dan menderita depresi karena gagal mendaki Gunung Everest.
Baca Juga : Khabib Nurmagomedov Sebut Conor McGregor sebagai Hewan yang Dia Lawan
Masalah ini nyaris membuatnya bunuh diri pada musim panas tahun 2018 lalu.
"Setiap hal yang saya ambil membuat saya semakin tidak menjadi diri saya sendiri. Pada suatu pagi, saya bangun dan saya pikir 'saya tidak ingin melihat akhir hari ini'," kata Pendleton yang dikutip BolaSport.com dari Kompas dan BBC.
Depresi itu melanda Pendleton setelah mengikuti sebuah acara pendakian amal di Everest bersama dengan presenter televisi Ben Fogle.
Pendakian itu dilakukan dalam rangka mengambil video dokumenter untuk sebuah stasiun televisi.
Baca Juga : Menang TKO 32 Detik, Henry Cejudo Mengaku Lihat Lawannya Lemas
Akan tetapi, proyek amal itu berakhir saat Pendleton menderita hipoksia, sebuah kondisi seseorang kekurangan oksigen, sehingga tidak bisa melanjutkan pendakian.
Saat itu, Pendleton baru menjalani perjalanan hingga pos kedua dan tim dokter memberinya obat. Menurut dokter, kekurangan oksigen bisa membuat dia menjadi lebih depresi.
"Mereka (dokter) mengatakan kepada saya bahwa itu adalah hal normal dan suatu saat itu gangguan itu akan menghilang," ujar Pendleton.
Pendleton lalu melakukan perjalan ke Kosta Rika untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Dia berselancar di Kosta Rika sebagai upaya mengatasi depresi.
Pendleton juga menjadi penggerak The Wave Project, sebuah badan amal yang menjadikan olahraga sebagai terapi untuk membantu masalah kaum muda. (Tri Indriawati)
View this post on Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Komentar